Hai, namaku Renata. Yang membuat cerita pertama ‘Kamar Belakang‘. Kali ini, aku buat cerita nyata yang bukan dialami sama aku sendiri, tapi ibuku.

Jadi, saat malam aku lupa kapan jamnya, hanya pasti itu malam hari. Ibuku dan ayahku baru pulang dari Samarinda. Mereka pulang melewati pohon karet. Jadi ibuku yang duduk di belakang melihat ke atas pohon. Tak lama, ia melihat ada kain bewarna putih panjang. Ia mengira, kalau itu adalah kain bekas orang orang ronda malam. Eh! Salah! Itu bukan kain, melainkan sosok wanita yang memang dikenal orang dengan khas ketawanya “hi…hi…hi…”.

Hantu itu melirik dengan perlahan ke arah ibuku. Mukanya pucat putih sangat menyeramkan. Karena ketakutan, ibuku segera memalingkan mukanya ke arah bawah sambil berkata “Cepat jalan, cepat jalan!”

Setelah beberapa lama, ibuku sedikit tenang. Eh, semua belum berakhir!

Karena pengalaman melihat ke atas, ibuku pun melihat ke jalanan. Ia melihat ada anak kecil wajahnya pucat sedang jongkok dijalankan! Ibuku yang ketakutan pun memalingkan wajahnya ke sebelahnya.

Untung semua hanya sampai situ. Terimakasih sudah membaca ceritaku.

Penulis : Renata