Nama saya Irfan, seorang polisi yang bertugas di kota kecil sini hampir 5 tahun. Dalam 5 tahun ini, kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan penipuan merupakan menu lumrah di kantor kepolisian. Namun dibalik timbunan kasus kriminalitas umum, terkadang kantor kepolisian juga sering menemui kasus-kasus luar nalar dan logika, kasus luar biasa dan tidak masuk akal, yang sudah menyentuh dunia mistis…

Saya punya satu teman yang konon katanya memiliki kelebihan. Namanya Ibrom. Kami sudah tidak bisa terpisahkan lagi. Berasal dari kampung yang sama, bermain bareng bersama-sam, datang ke kota bersama-sama,  Teman saya semenjak kecil. Seperti yang saya singgung sebelumnya, dia memiliki kelebihan melihat makhluk halus, atau hantu.

Saya rasa, satu-satunya yang membedakan kami adalah pandangan kami mengenai alam di luar alam manusia. Dia tentunya percaya akan adanya hantu (karena bagaimanapun juga dia mengaku bisa melihatnya.) Toh dia juga sehari-hari pekerjaannya sebagai paranormal. Membantu menyembuhkan orang dari penyakit aneh atau membersihkan rumah. Sedangkan saya sendiri sebetulnya tidak terlalu percaya akan hal begituan.

Saya pernah mencoba menantangnya, “Lu coba tangkap satu buat gua. Gua akan coba interogasi tuh hantu biar percaya.”

Dia mencoba menjelaskan ke saya, “Sebetulnya Tuhan menciptakan sesuatu selalu berpasangan. Ada terang ada gelap. Ada perempuan, ada laki-laki. Ada matahari, ada bulan. Begitu juga ada manusia, maka pastilah ada sesuatu yang mengisi kekosongan ini. Orang-orang memberi nama macam-macam atas kekosongan ini. Ada yang menyebutnya hantu, roh, arwah, atau jin. Tetapi pada hakikatnya kekosongan ini memang ada.

Kamu adalah orang yang menolong orang yang berkaitan dengan hal-hal duniawi. Berkaitan dengan hal-hal yang kasatmata. Sedangkan saya, saya membantu orang-orang yang mengalami masalah karena diganggu oleh hal-hal yang tidak kasatmata. Hal-hal yang menurut kalian tidak masuk akal.”

Dan begitulah saya tidak bisa berdebat dengan dia, walaupun juga tidak betul-betul percaya. Memang terkadang kantor polisi bisa menemukan kasus-kasus yang aneh dan misterius, tetapi saya yakin semuanya pasti akan ada jawabannya di balik itu. Jawaban yang masuk akal, bahwa ini adalah ulah manusia. Dan bukannya campur tangan jin atau hantu! Itulah yang saya percayai. Tetapi setelah kejadian kasus terakhir, saya mulai memikirkan kembali pandangan saya selama ini….

 

Waktu itu saya sedang di kantor duduk mengurus masalah administrasi. Tiba-tiba ada satu rekan yang menyuruh, “Pak kepala memanggilmu.”

“Baik.”

Di ruangan kantornya, saya pun hormat dan lanjut bertanya ada apa. Pak komandan sambil melihat file sambil menunjuk ke kursi mengisyaratkan saya untuk duduk.

Setelah beberapa saat melihat file, dia pun menatap saya.

“Tugas administratif yang ada di tangan sudah selesai semuanya?”

“Sudah Pak.”

“Ok, saya ada satu hal yang ingin minta kamu untuk selidik. Ini bukan sesuatu yang resmi, jadi saya ingin kamu rahasiakan ini dari siapapun juga.”

“Kamu masih ingat kejadian gadis muda yang meninggal di rumah sakit seminggu yang lalu?”

“Iya. Namanya, kalau tidak salah, Sriyani? Dan jika tidak salah ingat, dokter mendianogsa penyebab kematiannya karena serangan jantung. Makanya dari kami anggap bukan kejadian pidana. Apa ada bukti lain yang kontradiksi dengan itu?” tanya saya. Minggu kemarin kami mendapat laporan penemuan mayat di rumah kost di belakang stasiun bis. Dari hasil cek tim forensik, tidak ada tanda-tanda perlawanan di dalam kamarnya maupun di tubuh jenazah.

“Tidak. Memang dia didiagnosa karena serangan jantung. Hanya saja tadi saya pagi saya mendapat kabar dari rumah sakit. Selama satu minggu ini, sudah ada beberapa perempuan yang dikirim ke rumah sakit dengan kondisi yang sama. Satu masih koma, yang satu lagi siuman, tetapi kondisi mentalnya tidak stabil…

“Ada beberapa poin kejanggalan di dalam hal ini. Pertama, perempuan-perempuan ini berkaitan dengan Sriyani. Saya sudah mengecek data mereka. Semuanya berasal dari satu sekolah dan bahkan berasal kelas yang sama. Yang kedua, semuanya tidak pernah memiliki historis penyakit jantung ataupun kejiwaan. Menurut dokter, mereka sepertinya begini dikarenakan ketakutan yang sangat. Perempuan pertama, Sriyani, juga diindakasi mengalami ketakutan hebat, sehingga memicu serangan jantung.”

Saya mulai paham ini akan ke mana.

“Mohon minta tolong selidiki kejadian aneh ini dan laporkan saya. Seperti yang saya bilang, ini belum ada indikasi kejahatan dan masih belum ada laporan resmi. Jadi bekerjalah secara diam-diam, dan laporkan apa yang kamu temukan.”

“Siap, Pak!”

 

Saya menuju rumah sakit itu untuk melihat kondisi pasien. Seorang perawat mengantar saya ke dalam ruang pasien. Di situ sang perempuan terbaring. Kalau saya lihat, usianya tidak terpaut tidak jauh dengan saya. Seharusnya 30-an. Tidak ada petunjuk baru yang bisa saya dapatkan, mengingat orangnya masih belum siuman. Perawat juga tidak bisa memastikan kapan dia akan bisa siuman.

Sang perawat menjelaskan, pasien ditemukan pingsan di dalam rumahnya oleh pembantu. Mirip dengan Sriyani pikirku. Segera mereka dibawa ke rumah sakit ini.

“Baiklah, bawakan saya ke perempuan yang satu lagi,” pinta saya.

Akhirnya saya di bawa di lantai empat. Ruangan khusus. Kondisi mental pasien ini masih labil. Kadang dia hanya diam dan pandangan kosong. Tapi kadang, dia akan ketakutan tanpa alasan jelas, seakan-akan ada sesuatu yang mengejarnya.

Saya diminta untuk tidak memprovokasinya. Karena terkadang sang pasien bisa menjadi agresif dan menyerang orang lain. Sudah beberapa kali petugas rumah sakit harus menahannya ketika dia beringas.

Dari luar pintu saya melihat seorang perempuan. Dia duduk di atas kasur dan menghadap dinding. Sungguh posisi duduk yang tidak wajar. “Apa yang sedang dia lakukan?”

“Dia selalu menghadap ke dinding. Ketika kami mencoba berkomunikasi dengannya juga, dia enggan menghadap pintu. Kata dokter, mungkin ada kejadian traumatis berkaitan dengan tempat masuk, sehingga dia menjadi demikian. Dia ditemukan tidak sadar diri di rumah sakit kosong. Kamu tahu, rumah sakit tua dan kosong yang ada di bagian selatan kota ini? Ada gelandangan yang menemukannya di situ dan melapor ke polisi. Belakangan dia langsung dibawa ke sini…”

“Kita boleh masuk?”

“Ya, silahkan. Dokter sudah beri izin. Saya akan menemani Anda,” jawab perawat.

Perawat membuka pintu dan berjalan masuk terlebih dahulu. Dia mencoba memanggil sang pasiennya.

“Nunik… Ada yang mencari kamu.”

Si pasien, Nunik, diam bergeming. Dia tidak mengacuhkan panggilan perawat. Masih duduk menghadap dinding. Dan saya pun masih belum melihat wajahnya. Hanya melihat rambut panjang hitam.

“Maaf Bu, ada yang ingin saya tanyakan…”

Tidak ada balasan.

“Bu?” Saya coba menarik perhatiannya dan mencoba mengayunkan tangan saya di depan wajahnya. Tetapi tiba-tiba dia malah menghadap saya dan berteriak.

“AAH!!! AAAAAH! KYAAAAAA!”

Agak terkejut, sang perawat mencoba menenangkannya. Tetapi sepertinya tidak mempan. Akhirnya perawat mempersilahkan saya keluar dulu, supaya dia bisa menangani pasien. Saya berjalan keluar, berpapasan dengan beberapa perawat dan satu dokter masuk ke dalam untuk menenangkannya.

Bersambung…