Cerita ini sebetulnya ini terjadi di Kampus Wenhua di Taiwan yang sempat populer di beberapa forum berbahasa Mandarin. Kalau penasaran bisa cek cerita hantu pertama di sini, atau yang ini. Cerita kali ini menyangkut salah satu kepercayaan di sana, yakni agama Tao. Kalian akan mendapat gambaran bagaimana sudut pandang agama Tao terhadap dunia hantu.

Waktu itu saya semester satu. Di satu malam kami habis makan-makan. Kebetulan udara di luar cukup dingin tetapi masih ok, jadi kami memutuskan untuk jalan-jalan sepanjang jalur bus menuju kampus. Pas sampai di depan aula Daren, tiba-tiba sebuah bus 260 melaju kecepatan tinggi melewati kami. Belum sempat kami marah, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong lemah. Ternyata ada kucing di sisi seberang dari kami. Karena penasaran kami mendekatinya. Setelah dilihat lebih dekat, pemandangannya sungguh mengenaskan sekali…

Kucing itu terserempet oleh bus di samping. Usus di sebelah kirinya pun terburai keluar. Dengan menggunakan sisa-sisa tenaganya, keempat kakinya menggapai-gapai langit, seolah-olah ingin mendapatkan udara untuk terakhir kalinya. Mulutnya tidak henti-hentinya mengeong.

Pada saat ini, teman saya (yang pernah menjadi pendeta Tao itu) berteriak, “Menyingkir! Cepat menyingkir! Jangan tatap mata kucingnya! Jangan sampai terlihat juga! Yuk! Yuk!”

Teman kami itu menyuruh kami anggap gak pernah melihat kucing itu dan berjalan.

Pada saat kami meninggalkan tempat situ, dari arah kampus datang dua mahasiswi. Sepertinya mereka tidak menyadari ada kucing yang tertabrak, sehingga berjalan mendekat ke situ. Salah satunya malah berjongkok melihat kucing itu.

Pada saat si perempuan itu berjongkok sebenarnya kami sudah merasa akan terjadi sesuatu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian si perempuan itu menjerit histeris. Salah satu teman kami (yang dari jurusan jurnalistik) tiba-tiba berlari ke arahnya dan menariknya menghindar dari tempat itu.

Belakangan saya baru tahu kalau mereka itu kenalan. Sama-sama anak UKM Sastra Jepang ternyata. Si gadis itu tiba-tiba saja jatuh pingsan. Temannya yang satu lagi bingung dan kalut, tetapi akhirnya buru-buru membawanya kembali ke asrama.

Teman yang mengerti Tao itu pun cerita alasan dia menyuruh kami menyingkir karena pada saat itu ada kemungkinan arwah sedang mencari pengganti. Dia menjelaskan, kucing merupakan makhluk yang mengandung unsur Yin yang sangat kuat. Pada saat kucing masih hidup, arwah-arwah di alam baka mampu menggunakan tubuh kucing untuk mengunjungi dunia sini, dunia manusia. Itu sebabnya mengapa ketika proses perkabungan orang Tionghoa, pada malam hari harus menjaga jenazahnya. Kalau sampai kucing mendekati, dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh arwah-arwah gentayangan ini untuk menggunakan tubuh jenazah untuk bertukar arwah.

Kemungkinan lain lebih mengerikan lagi. Biasanya arwah-arwah yang meninggal dengan tidak wajar (bunuh diri atau kecelakaan) tidak bisa bereinkarnasi. Tidak semua arwah ini memiliki kemampuan untuk menjelajah di dunia manusia (ataupun membuat kegaduhan di dunia manusia). Jadi, karena arwah ini tidak bisa sendiri mencari pengganti, dia harus memakai tubuh kucing untuk mencari pengganti. Dan satu-satunya cara untuk pindah badan adalah dengan membunuh kucing perantara tersebut.

Melalui pandangan dari mata kucing, arwah jahat ini akan bisa menembus ke tubuh korban yang dia targetkan sebagai pengganti. Korban biasanya tidak akan langsung meninggal. Melainkan perlahan-lahan jiwa/roh korban dikacaukan, dirusak, diporakporandakan sehingga membuat dia kehilangan kesadaran dan akal.

Setelah waktu yang tepat tiba, sang korban akan meninggal dengan tidak wajar dan tujuan sang roh jahat itu pun tercapai.

Mengapa teman kami itu merasa kucing itu seperti roh jahat sedang mencari pengganti? Soalnya lokasi insiden terjadi di samping aula Daren. Tempat sini memang dikenal banyak hantu dan arwahnya. Hampir setiap tahun ada mahasiswa yang meninggal tidak wajar (lompat bunuh diri) di sini. Jadi kemungkinan lokasi ini berhantu sangat sangat tinggi. Dan lagipula, postur kucing itu saat berjuang, tidak peduli bagaimanapun dia berusaha bergerak, sepertinya terpaku di satu titik seolah-olah ada kekuatan tidak terlihat yang menekan dia. Itu sebabnya terlihat lebih mencurigakan.

Setelah mendengar penjelasan dia, kami jadi makin seram saja. Tanpa diduga, sehabis kuliah malam berikutnya, saya mendengar anak-anak asrama pada berdiskusi dengan serius. Ternyata semenjak insiden semalam itu, si mahasiswi itu pun menjadi seperti linglung dan gak seperti dirinya sendiri.

Teman kami yang paham Tao itu pun menyarankan supaya si mahasiswi ini segera pulang ke rumah saja, lalu cari orang pintar untuk menyembuhkannya. Minimal meminta orang pintar untuk mengembalikan roh tubuhnya kembali ke semula. Saya yang mendengar di sampingnya merasa sedikit merinding. Kok seram begitu yah?

Akhirnya dua teman asrama pergi mengantar dia. Saya sebetulnya ingin ikut pergi, cuma takut dicap “kepo”, akhirnya memutuskan main Nintendo dengan teman yang lain. Saya kira gadis itu akan baik-baik saja setelah kembali ke rumah. Sampai akhirnya saya mendapat cerita yang mengerikan beberapa hari kemudian…

(Bersambung…)