Mahasiswa kedokteran di Taiwan Hong Haoyun sering mengalami kejadian mistis. Seperti pertemuannya dengan senior yang menyeramkan. Kali ini merupakan pengalamannya saat jaga malam sewaktu menjadi koas.


Sebelum rumah sakit Baoshan khusus gedung anak-anak selesai dibangun, ruang bersalin masih terletak di lantai lima. Sebetulnya tempat itu bagus. Begitu keluar dari pintu lift darurat, maka sudah langsung berada di area persalinan. Pada saat praktek dulu, gua paling suka tempat ginekologi sini. Dulu malah pernah bersama Dokter Li membantu lima operasi cesar untuk mengeluarkan tujuh bayi dalam satu hari!

Kalau mengacu “Prinsip Rumah Burung”, memang tempat sini berhantu! Gak deh, ada dua persalinan yang kembar. Kalo gua pakai cerita ini sebagai cerita hantu, bakal digebuk entar hahaha.

Lantai Lima Rumah Sakit

Tulisan di foto maksudnya “Lantai lima setelah direnovasi sudah bukan tempat bersalin lagi. Jadi bagi teman-teman yang ingin membuktikan cerita hantu, sayang sekali, sudah tidak bisa.”

Gua suka sekali membantu proses persalinan. Gua pernah omong dengan mahasiswa praktek lainnya kalo gua dari Senin sampai Jumat ada di ruangan bersalin terus. Jadi, kalau mau ekstrak ovum kek, rawat inap kek, gak usah keluarkan gua, gua akan dengan senang hati mengerjakannya. Tentu saja semuanya senang. Soalnya mereka bisa punya waktu istirahat lebih. Kalau gua, cukup stand-by sepanjang hari di tempat bersalin, gak usah ganti baju, seharian cukup pakai baju operasi, tidur-tiduran di ruangan kantor. Top!

Di tempat bersalin ada 6 buah ruangan operasi. Tiga diantaranya dipakai untuk operasi, sisa tiga lagi, yang satu saya sudah lupa fungsinya buat apa. Yang dua lagi buat proses bersalin biasa. Namun umumnya dalam satu waktu hanya kepakai satu ruangan buat bersalin. Jadi ruangan yang lain yang kosong boleh digunakan untuk hal lain. Posisi kantornya sendiri ada di luar ruangan operasi, hanya dipisahkan sebuah pintu otomatis saja.

Gua selalu tidur di bagian luar dekat pintu, jadi kalau misalnya ada proses bersalin yang harus ditangani, saya bisa langsung menuju ruangan bersalin.

 

Ada satu malam, pas lagi tengah tidur pulas, gua tiba-tiba mendengar suara pintu otomatis terbuka. “Eh? Ada yang mau bersalin?” Tapi handphone gua gak bunyi. Biarin deh, mungkin ada orang yang masuk ambil barang kali. Akhirnya gua tertidur lagi.

Gru… Gru…

Lagi-lagi suara pintu otomatis berbunyi. Sial! Siapa sih yang jam segini masih ada di sini… Eh? Sepertinya gak bener deh. Jam segini mana mungkin ada orang di sini!

Gru.. Gru..

untuk ketiga kalinya pintu otomatis terbuka, gua langsung berjalan keluar. lalu melihat pintunya dalam keadaan terbuka. Ruangan operasi yang hitam pekat itu…

GAK! ADA! SATU! ORANG! PUN!

Ok, mungkin kalian ingin tanya, mengapa gua bisa sebegitu nekatnya langsung ke situ, gak takut diapa-apain kah? Hehe, masalah ini perlu gua ceritain. Dulu gua itu paling takut yang namanya hantu, sampai akhirnya gua tahu kalau karakter Bazi saya super kuat, gak mungkin akan ketemu hantu. Sejak itu gua jadi suka penasaran ama yang namanya hantu, pengen nemu minimal satu kali! Jadi walaupun waktu itu gua rada-rada merinding, tapi juga pengen lihat apakah ada kesempatan bertemu ato gak. Hehehe…

Akhirnya gua memperhatikan pintu otomatis, tunggu dia tutup kembali. Lalu gua tunggu dia terbuka lagi dengan sendirinya. Gua tunggu, tunggu dan tunggu. Pintunya gak mau kebuka-buka! Ah sudah deh, gua lanjut tidur saja. Pas rebah, tiba-tiba terdengar lagi “Gru.. Gru.. Gru..”. Sial! Gua berjalan keluar melihat pintunya terbuka kembali. Langsung gua semprot “Sialan, kalo elo main sekali lagi, akan tahu rasa nanti!” Eh, akhirnya gak kejadian lagi.

Denger-denger sih, di sini juga lumayan banyak juga yang keguguran. Dan kita kan juga gak pernah menjalankan ritual untuk mereka. Otomatis dianya juga akan di sini terus menerus dong. Namanya masih anak-anak, yah pasti suka usil!

Gak percaya? Gua ceritain satu lagi. Satu hari, gua lagi bosan-bosannya. Dari pagi belum ada satu persalinan pun. Jadi gua pun keliling sebentar. Gua berjalan di samping ruangan persiapan persalinan, gua melihat ada seorang perempuan muda sedang berbaring di atas ranjang…

Tenang, tenang, kakak ini manusia kok. Gua juga sebetulnya bukan “sister kompleks”. Ternyata si kakak lagi testing bayi tabung. Setelah diimplan harus berbaring sejenak. Sebetulnya gua lumayan lagi bosan, dan kakaknya juga lumayan cakep, jadi ya udah gua temenin dia ngobrol. Pas tengah ngobrol-ngobrol, dia tiba-tiba menyelutuk “Bantu melahirkan pasti melelahkan yah. Hari ini proses bersalinnya lumayan banyak kan? Gua dengar terus suara tangisan bayi.”

Dia omongnya dengan tersenyum manis, sedangkan bagian belakang gua terasa hawa dingin…

Sekarang ruangan bersalin sudah dibongkar. Gantinya jadi ruangan operasi kardioveskular. Kagak tahu apakah pasiennya dalam keadaan dibius bisa mendengar suara tangisan bayi?


 

Ok, kembali dengan penjelasan cerita si tokoh. Di situ dia ada menyinggung “Prinsip Rumah Burung”, bagi yang ingin mengetahui lebih bisa membacanya di halaman Wikipedia.

Kemudian di satu sisi sang penutur juga ada menyinggung Bazi. Bazi merupakan delapan karakter yang merepresentasikan tahun, bulan, hari dan jam kelahiran seseorang. Dalam tradisi Tionghoa, nasib lalu, saat ini dan mendatang seseorang bisa dilihat dari perhitungan Bazi. Selain itu Bazi juga bisa dihitung untuk mengetahui seberapa kuat Yin Yang mereka, dan elemen-elemen dasar merek (Api, Air, Kayu, Logam, Tanah). Kebetulan sang penutur memiliki elemen Yang yang kuat sehingga dipercaya tidak akan mungkin bisa ketemu hantu, karena para hantu tidak akan tahan dekat-dekat dengannya.

Kemudian di Taiwan, ketika seseorang meninggal di satu tempat juga biasanya dilakukan ritual. Ritual ada beberapa tujuan. Pertama untuk melepaskan ikatan mereka dengan dunia ini dan mengantarnya ke tempat selanjutnya untuk menjalani proses reinkarnasi. Kedua untuk menghilangkan aura-aura yang kurang baik. Rumah sakit modern sudah pasti tidak mungkin melakukan ritual tradisional ini.

(Bersambung ke Cerita Hantu di Rumah Sakit Bagian 3)