CeritaMistis dalam minggu-minggu ini akan posting beberapa cerita lama dari situs lama kami (terima kasih atas sarannya Awalita Citra!) Kami merasa sayang kalau cerita ini dilewatkan orang yang tidak tahu situs lama. Selain itu juga menjadi bagian dari kumpulan cerita-cerita mistis yang dikumpulkan tim CeritaMistis selama ini juga.

Kali ini mengangkat kisah pribadi seorang mahasiswa kedokteran Taiwan. Kisah-kisah ini dibawakan oleh Hong Haoyun yang berdasarkan pengalaman dia kuliah di Rumah Sakit Universitas Taiwan Nasional. Tulisan asli ini dalam bentuk Mandarin, dari oleh kami disadurkan kembali dengan menggunakan bahasa Indonesia. Terdapat perubahan kecil, tetapi tidak sampai mengubah makna yang ingin disampaikan. Kami sengaja menggunakan bahasa gaul, karena gaya penulisan di versi asli juga ringan dan informal.

Selamat menikmatinya…

Cerita ini berawal dari mesin X-Ray dan mesin lithoskop super tua di lorong Jin Fu. Setiap kali berdiri di depan mesin-mesin ini selalu membut bulu kuduk berdiri. Jadi teringat waktu masih muda, gua belum tahu apa-apa, malah hobinya mondar mandir di situ.

jin-fu

Oh, elo pikir gua akan nulis suatu hari tiba-tiba ada orang yang berbaring untuk disinari X-ray atau ada orang yang sedang diterapi lithoskop kayak film hantu picisan? Salah besar! Yang akan gua ceritakan adalah murni kejadian gua pribadi!

Lokasi di sini betul-betul angker. Elo akan sering melihat ada yang mendorong orang tidur sambil selimut ditutupi sampai kepala. Pas pertama kali gua lihat begitu, langsung saja gua bukain! “Emang gak susah napas?” Sampai saya mendengar tangisan keluarga yang memilukan, baru saya akhirnya sadar… “Oh, ternyata begitu.” Pokoknya, sungguh angker deh!

Pas saat saya praktek di semester 6, sering banget harus berjaga di rumah sakit sampai tengah malam. Saat itu gua lokasinya di bangunan bagian barat. Sudah pasti kalau mau balik jalan lewat lorong Jin Fu…

Waktu itu malam hari, di luar sedang hujan lebat,…. ok saya hanya bercanda (soalnya biasanya cerita hantu selalu dimulai hujan lebat diiringi petir). Gua sih lupa cuaca waktu itu bagaimana, tapi seratus persen bukan hujan. Malam itu kalau tidak salah sudah dekat jam 12. Malah mungkin sudah jam 1 lewat. Dengan badan pegal-pegal dan capek, gua jalan kembali ke asrama gua. Posisi gua dekat eskalator tua, semua juga tahu kalau dah malam gak akan dinyalain, jadi saya pun berjalan ke tempat dua mesin tua itu berada untuk naik lift. Eh! Tiba-tiba di depan ada senior saya. Mengapa saya sangat ingat? Soalnya dia pinjam duit ama gua! Agak OOT dikit, kalau elo minjamin duit ke orang, gak usah terlalu berharap akan dibalikkin. Cuman orang macam gua yang biasanya berinisiatif mengembalikan duit…

Si senior tiba-tiba melihat gua juga sepertinya agak terkejut. Habis obrol sedikit, pas mau pisah, tiba-tiba si senior balikkin duit gua! Pokoknya waktu itu gua syok banget. Setelah sekian lama gak balik-balikkin, malah tiba-tiba hari itu pas ketemu langsung balikkin duit ke gua. Ternyata norma-norma kemanusiaan memang masih belum mati. Setelah dapet duit, kebetulan perut lagi laper, akhirnya gua jalan ke warung beli makanan ringan dan berakhir dengan tidur nyenyak.

Keesokannya, ada berita kalau senior yang gua ketemu kemarin telah mengalami kecelakaan! Dan dia telah meninggal… Aish, gua masih kira dia semalam sedang mau melanjutin shift. Kok bisa-bisanya dia mengalami kecelakaan di beribu-ribu kilometer dari sini? Gak bener nih. Apa mungkin dia buru-buru menghadiri pertemuan, jadi ke rumah sakit dulu buat ambil stetoskop (buat pertemuan)? Tapi waktu kecelakaannya dengan kejadian mengembalikan duit itu siapa yang duluan yah? Gak napa-napa buat apa balikkin duit ke gua? Duitnya bagaimana? Udah dihabisin gua…


Sekedar menjelaskan latar belakang cerita. Sang pencerita merupakan mahasiswa kedokteran semester atas di Rumah Sakit Universitas Taiwan Nasional. Rumah sakit sekaligus universitas ini sendiri terdiri dari beberapa gedung tinggi dan gedung rendah yang biasanya dihubungkan dengan terowongan.

National_Taiwan_University_Hospital_TaipeiPada cerita di situ sang penutur bekerja di bangunan barat, yang merupakan bangunan tua. Untuk kembali ke tempat asramanya dia perlu lewat Lorong Jin Fu, karena itu satu-satunya jalannya yang menjadi penghubung dengan gedung barat. Lokasi kalau malam hari akan terlihat seperti begini.

jin-fu

Jadi tidak mengherankan kalau tempat lorong ini dikenal angker juga kalau sudah lewat tengah malam.

Kemudian di akhir cerita mengapa si penutur menceritakan di mana uangnya? Sebenarnya dalam tradisi Tionghoa, terkadang mereka percaya hantu bisa saja memberikan uang kepada orang yang masih hidup. Hanya saja, terkadang uang tersebut terkadang akan berubah menjadi daun pada pagi harinya. Jadi bagaimana dengan uang yang dia terima? Tidak jelas, karena sudah dia pakai.

Sebenarnya kisah sang mahasiswa tidak selesai sampai sini. Masih banyak cerita lain di rumah sakit universitas ini yang tidak kalah menarik.