Hati-Hati dengan Ucapan Dalam Hatimu
Ini adalah salah satu cerita terkenal dari Reddit, tentang suara dalam hati. Kalian pasti sering berbicara sendiri di dalam hati bukan? Apakah kalian pernah bergumam sendiri? Nah, kisah berikut ini cukup menarik, sang penutur sering bergumam sendiri, tetapi apa yang dia ucapkan tidaklah biasa…
Saya akan jujur, saya memang agak tidak biasa. Saya cenderung pemurung dibanding orang lain. Saya terlalu memasukkan kata-kata ke dalam hati, dan reaksi saya biasanya selalu berlebihan. Sebetulnya saya sudah berusaha mengontrolnya, dan untungnya ada perbaikan walaupun tidak sampai level normal sepenuhnya. Tetapi untunglah saya masih dapat berbaur dengan yang lain.
Saya kebetulan menjalani perawatan dari psikiater. Dari obat-obatan ini, saya mampu menekan stres saya dan bisa hidup lebih bahagia. Namun sayangnya obat-obatan tidak mampu menyelesaikan masalah “suara”. Ok, suara yang saya bilang ini bukan seperti yang kalian pikirkan…
Suara ini sudah saya alami semenjak kecil. Kadang-kadang muncul, kadang-kadang menghilang. Ketika saya sedang sibuk mengatur sesuatu, tiba-tiba dalam hati saya berbicara sesuatu yang tidak saya pahami. Kadang ucapannya tidak penting, tetapi kadang-kadang agak-agak…
Contohnya. Pernah sekali, dalam rangka merayakan hari ulang tahun pernikahan, saya dan istri berniat wisata. Istri agak khawatir budget liburan kami agak minim, sehingga pas jalan-jalan nanti tidak bisa terlalu banyak melakukan apa-apa. Lalu, saya tiba-tiba saja bergumam sendiri, “Gak apa-apa, besok bakal dapat uang.”
Istri tanya apa maksud saya. Saya tidak bisa menjelaskannya. Saya sendiri tidak tahu apakah akan ada yang kirim uang ke kami besok. Dan tiba-tiba saja, keesokan harinya kami mendapat kiriman surat dari ibu saya (yang sudah lama tidak komunikasi dengan saya). Di dalam suratnya juga ada uang seratus dollar.
Kejadian lain, ketika putra pertama akan lahir. Saya ingat waktu itu saya dan istri sedang duduk santai. Dia diperkirakan akan melahirkan tiga minggu lagi. Namun tiba-tiba saya berbicara sendiri, “Saya rasa kita harus cek dokter hari Senin besok. Bayi kita akan keluar lebih cepat.” Saat itu hari Minggu.
Lagi-lagi, istri tanya apa maksudnya. Saya, sekali lagi, tidak bisa menjawabnya.
Tetapi dia cukup was-was, sehingga tetap mendengarkan nasehat saya dan menjadwalkan untuk pengecekan. Ternyata benar, dia didiagnosa Preeclampsia. Putra kami lahir lebih awal, tepatnya pada hari Selasa, tetapi dalam keadaan sehat. Dalam minggu itu juga, sudah bisa pulang ke rumah.
Suara misterius ini sering muncul dan hilang sendiri. Kadang saya sendiri pun agak merinding. Saya pikir itu adalah bawah sadar saya.
Ketika saya mulai menjalani pengobatan anti-depresi, sekitar 2 tahun yang lalu, suara itu muncul kembali.. Kali ini dengan dengan pesanyang menyeramkan. Awal-awalnya hanya komentar-komentar saja, lalu mulai ucapan-ucapan gak jelas. Sampai suatu hari, saat sedang mandi, tiba-tiba saya mendengar diri saya berkata, “Ketika saya mati, semua orang akan mengira saya bunuh diri.”
Saya betul-betul terkejut setengah mati. Tapi saya tahan. Saya tahu, pemikiran bunuh diri akan muncul selama menjalani pengobatan. Namun, suara itu tetap muncul. Saya menjadi selalu mendengarnya pada saat sedang sendirian. Saat sedang menyetir ke kantor, main game saat keluarga sudah tidur, saat fitnes. Suara itu semakin hari semakin menyeramkan. “Saya tidak akan melihat anak saya dewasa.” Lalu juga pernah dengar, “Saya harap keluarga akan memaafkan saya saat saya berpulang.” Suaranya semakin hari semakin parah. “Ketika saya mati, ibu saya tidak akan tahu kejadian sesungguhnya,” merupakan kata-kata yang paling menyakitkan bagi saya.
Setelah itu, suaranya mulai menyertakan waktu. Saat itu saya sedang mandi, tiba-tiba saya berkata, “Tiga bulan lagi dan semuanya akan berakhir, Matt. Kita sudah siap?”
Suaranya mulai lebih jarang keluar. Sampai beberapa hari sebelum hari H, setiap beberapa hari selalu muncul suara yang menyebutkan sisa berapa hari. Pagi ini ketika saya bangun, saya langsung mendengar saya bergumam, “Kita mati hari ini Matt. Keluargamu tidak akan tahu.”
Saya tentu saja tidak karuan. Saya melihat semua sudut, membatalkan semua janji, dan diam di rumah. Mencoba supaya aman. Saya bahkan sempat kepikiran pergi ke IGD rumah sakit. Tetapi saya tidak tahu harus bilang apa ke mereka.
Llau saya mulai bertanya diri saya sendiri dengan berkata keras-keras,” Ini benar-benar akan terjadi? Saya betul-betul akan mati hari ini?” Dan, ya Tuhan, saya mendengar kata per kata yang meluncur dari mulut saya.
“Ya. Kalau kamu sudah siap. Lihat belakangmu.”
***
Update-Saya siuman di rumah sakit. Istri dan anak-anak ada di situ. Istri cerita saat saya ditemukan, saya dalam keadaan tidak sadar dan hampir tidak bernapas di gudang bawah tanah rumah, tepatnya di belakang kotak-kotak. Saya tidak ingat bagaimana saya bisa sampai ke situ. Saya tidak ingat apa yang terjadi selama 2 hari.
Ketika saya sedang mengajukan cuti, saya melihat banyak sekali pesan yang masuk ke akun Reddit. Saya sangat menghargai perhatian kalian semua. Tetapi mohon maaf, saya mungkin tidak bisa menjawab pertanyaan kalian. Yang pastinya ketika saya tanya, bagaimana saya bisa ditemukan, istri saya langsung bilang anak kami, Riley, yang baru berumur 7 tahun.
Waktu itu istri dibangunkan Riley. Dia bilang “Papa dalam bahaya. Kita harus ke bawah…” Saat ditanya apa maksudnya, dia hanya menangis dan menggeleng-geleng kepala. Dia mencoba menenangkan dia bahwa itu hanya mimpi buruk. Tetapi dia tetap ngotot. Jadi istri saya pun mengantar dia ke bawah untuk menenangkannya. Dan disitulah dia menemukan saya.
Saya sangat bersyukur Riley bisa menemukan saya. Tetapi saat saya tanya bagaimana Riley bisa menemukan saya, dia hanya menjawab. “Bukan saya Pa. Suara saya yang lain yang memberitahu Mama.”
Saya rasa kami harus bawa dia untuk dicek Senin ini.
mungkin itu penyakit keturunan atau kutukan?
Itu memang benar adanya,bukan cerita fiksi menurut saya. Pernah dengar cerita legenda ‘si pahit lidah’??
Ceritanya seru
Suka ngmng di dalam hati dan seperti diskusi di dalam hati ga negatif ko gan, agan terlalu memikirkan nya terlalu over aja, saya skrng 17thn dari umur 7thn saya sudah seperti itu, tapi hal itu juga yg bikin jadi semakin dewasa dan positif, karna kan kita di dalem hati jd mikir terus untuk selalu berdiskusi di dlm hati kan?, dan diskusi dengan “suara” tuh seru kan kalo tbtb lg sendiri atau gmn jadi berpikir kritis setiap saat, dan saya juga hampir setiap hari nongkrong beda2 teman dan ga ada masalah dalam pendidikan juga, menurut saya ini kelebihan bukan penyakit hehe, sorry cerita kepanjangan
Terimakasih banyak ya, sudah mencantumkan kalimat si pahit lidah. Aku tak tahu kalau sebelumnya si pahit lidah adalah sebuah legenda.