Saya bekerja di Singapura. Kebetulan saya telah merencanakan untuk mengunjungi Pulau Ubin yang terletak di timur laut pulau Singapura hampir 3 bulan, tetapi belum pernah kesampaian. Hingga akhirnya di salah satu hari Sabtu di pertengahan tahun kemarin saya bisa datang ke pulau ini juga.

Hari itu cuaca tidak terik, apalagi semalam baru saja turun hujan. Saya dan istri saya jam 10.30 berangkat dengan kapal, dan tiba di sana pukul 12.00.

Kami berdua menyewa 2 sepeda dan dengan bantuan peta kecil yang diberikan kepada saya oleh tukang sewa sepeda kami langsung menuju Chek Jawa. Sekedar informasi Chek Jawa adalah nama tempat yang terletak di sebelah selatan pulau, nama aslinya Tanjung Chek Jawa, tetapi orang-orang menyebutnya Chek Jawa. Kata tukang sewa sepeda di sana merupakan tempat yang bagus.

Istri saya tidak terbiasa membawa sepeda, jadi perjalanan kami pelan-pelan saja. Cerita pengalaman mistis ini terjadi pada saat kami berada di dekat pemakaman Melayu. Saya dan istri saya rem tepat sebelum mulai memasuki daerah Chek Jawa, tanah di sana cukup becek. Jadi kami turun dari sepeda dan mulai berjalan kaki. Saat pergi ke arah Pondok Hui situ, saya mulai merasa seperti ada orang yang mengawasi kami dari area vegetasi sebelah kuburan. Ketika sampai di Pondok Hui dan memarkir sepeda, kami langsung pergi ke tempat melihat pemandangan laut di situ.

Selepas melihat pemandangan kami pun berjalan kembali ke parkiran sepeda kami untuk melanjutkan tempat lain.  Nah di sinilah terjadi keanehan. Di saat itu juga saya tiba-tiba mulai merasa pusing. Rasa pusing ini bukan pusing biasa. Saya teringat kalau mendadak pusing, ada kemungkinan ada makhluk halus yang mengganggu. Mungkin mereka merasa terusik dengan kehadiran kami. Apalagi kebetulan tempat parkir sepeda ini dekat dengan kuburan. Menurut yang saya dengar dari orang-orang tua, hantu akan menguras energi manusia jika mereka merasa terganggu. Bahkan jika manusia tersebut secara psikis lemah, malah mungkin bisa kesurupan. Saya tanya istri saya apakah dia merasa pusing juga. Dia menjawab tidak.

Saya pikir ini mungkin hanyalah perasaan saya saja. Jadi kami pun melanjutkan perjalanan kami. Tetapi tidak disangka, di saat jalan turunan, istri saya karena gagal menahan sepeda, akhirnya menghantam pohon. Tangannya cedera parah hingga tidak sanggup mengangkat tangannya sendiri. Jelas dia tidak bisa membawa sepeda lagi.

Untungnya saat itu ada kendaraan yang lewat, kami langsung kembali ke pelabuhan. Istri saya naik mobil, sedangkan saya di belakang membawa sepeda. Tetapi sialnya rantai sepeda putus. Akhirnya dengan perjuangan kami berhasil sampai ke pelabuhan, dan kami kembali ke Singapura, kembali ke peradaban.

Maaf jika ceritanya kurang menyeramkan. Tetapi bagi kalian yang pernah mengunjungi pulau Ubin ini di Singapura, saya menyarankan supaya perlu lebih hati-hati untuk tidak mengganggu yang sedang beristirahat di sana.


Walau merupakan negara termaju se-Asia Tenggara, Singapura tetap menyimpan banyak sekali cerita-cerita hantu, contohnya cerita hantu menjadi kekasih wewe pisang.