Bagi para pecinta alam, mungkin sudah biasa mendengar kejadian-kejadian mistis di pegunungan. Itu sebabnya, ketika mendaki gunung, harus menghormati tempat di situ. Anggapannya kita ini hanyalah tamu di tempat situ. Jadi sudah sewajarnya bersikap sopan dan tidak lancang. Tidak membuang sampah sembarangan (apa yang kamu rasakan ketika ada tamu yang membuang sampah di rumahmu?), tidak mengucap kotor atau sumpah serapah dan lain-lainnya.

Nah kali ini kita akan mengulas cerita nyata seorang pendaki di Gunung Merbabu. Kejadian ini dia paparkan di KasKus. Cerita Mistis merasa cerita ini menarik, jadi kami mengulasnya kembali.

Inilah pengalaman yang paling diingat ketika mendaki Gunung Merbabu. Sang penutur waktu itu berangkat bersama 6 orang teman lainnya. Sekedar info sang penutur sudah cukup sering mendaki gunung ini, sehingga sudah tidak begitu asing lagi dengan posisinya. Dia menggunakan jalur Kopeng Thekelan.

Waktu itu di dekat Pos 1 dia bermaksud mengambil foto-foto jadi melambat dan menjauh dari rombongan teman-temannya. Tetapi ternyata setelah beberapa saat mengambil foto, dia mulai menyadari dirinya sudah ditinggal cukup jauh dari temannya. Saat itu posisinya ada di Pereng Putih.

Jadi dia pun beranjak mengejar teman-temannya. Tidak lama, di tengah jalan, dia bertemu seorang gadis menggunakan atribut Pecinta Alam lengkap sendirian. Karena sama-sama sendirian dan anak tersebut berasal dari Pecinta Alam juga, jadi mereka pun saling berkenalan. Ternyata gadis itu tertinggal dari teman-temannya. Mereka pun melanjutkan perjalanan bersama-sama sambil mengobrol.

Di sinilah mulai terjadi keanehan. Walaupun sudah berjalan selama 4 jam, tetapi sepertinya belum juga mencapai posisi pos seperti biasanya. Padahal sebelumnya sudah pernah datang empat kali di Jalur Tekhelan ini. Dikarenakan itu, akhirnya mereka memutuskan untuk camp di tengah.

Sang penutur tidur di luar tenda dengan menggunakan sleeping bag, sementara ceweknya di dalam tenda. Subuhnya sang gadis membangunkan penutur cerita kita memberi tahu dia mau melanjutkan perjalanannya lagi, jadi pamitan. Karena masih ngantuk dia hanya mengiyakan saja dan melanjutkan tidurnya di sleeping bag.

Barulah pada jam 8 pagi ketika terbangun, dia merasa kaget. Ternyata posisinya berada di pinggir tebing (posisinya terletak 200 M selatan dari Watugubuk.) Namun dia mengacuhkannya, dengan segera dia membereskan tenda kemudian melanjutkan perjalanannya. Pada saat membereskan tenda, ternyata 5 meter dari posisinya ada carrier sang gadis. Mungkin saja carrier-nya ketinggalan. Jadi dia pun mengambil dengan harapan bisa ketemu di puncak dan mengembalikannya di sana.

Inilah contoh bentuk tas carrier.

Inilah contoh bentuk tas carrier.

Akhirnya tokoh utama kita pun sampai ke puncak dan bertemu dengan rombongan teman-temannya. Ketika dia menanyakan perihal pendaki cewek ke teman-temannya, tidak ada satupun paham. Soalnya dari pagi hingga saat itu, tidak ada orang lain yang tiba di puncak selain mereka.(Mungkinkah sang cewek menyerah dan langsung turun?)

Karena tidak bisa mengembalikan carrier-nya, akhirnya dia memutuskan untuk mengembalikannya ke alamat ibu gadis itu. Kebetulan ada alamat rumah Ibu yang terletak di Yogyakarta. Setelah sedikit perjuangan dia berhasil menemukan rumah sang ibu. Dia pun menyampaikan tujuannya untuk mengembalikan tas. Tetapi anehnya sang Ibu malah menangis. Sang Ibu kemudian mengajak penutur ke halaman belakang, dan alangkah terkejutnya…

Di belakang rumah, berdiri sebuah nisan. Dan nisan itu tertera nama si gadis itu…

Ternyata, gadis itu hilang di Gunung Merbabu dan tidak pernah ditemukan jasadnya. Kejadian si penutur terjadi di November 2012, sedangkan si gadis itu hilang pada tahun 2009…


Itulah kisah yang diceritakan oleh user BobotohUnikom di KasKus, silahkan ikuti diskusi menariknya di sini. Jika kita mencoba berpikir skeptis mungkin saja kebetulan nama gadis yang ditemui penutur memiliki nama yang sama dengan sang pemilik tas. Jadi gadis yang dia temui itu, pada subuh sebenarnya turun gunung untuk bertemu dengan rombongannya, dan bukannya naik ke puncak seperti yang diduga penutur.

Tetapi dipikir kembali, mungkinkah sekebetulan begitu? Bagaimana menjelaskan perihal berjalan 4 jam dan tidak mencapai tempat? Bagaimana menjelaskan posisi camping yang tidak normal itu?

Jika benar gadis yang ditemui itu adalah arwah malang yang meninggal di gunung. Apa tujuannya menampakkan dirinya? Kalau kami menduga, dia sebenarnya ingin tas carrier-nya bisa ditemukan dan dikembalikan. Itu sebabnya dia menampakkan diri, kemudian membawa tokoh utama kita ke tempat yang dimaksud (supaya tas-nya ditemukan). Mungkinkah seperti itu? Mengingat ini terjadi di gunung, kejadian ini menurut kami mungkin-mungkin saja. Bagaimana pendapat kalian?