Apa yang akan kamu lakukan ketika menerima panggilan telepon dari satu tempat, tetapi tempat itu sebetulnya sedang tidak ada orang sama sekali? Kisah ini merupakan kisah nyata yang dibawakan oleh teman kita dari Bali.

Cerita ini terjadi ketika saya bekerja sebagai public relation di salah satu vila di Ubud, Bali. Waktu itu saya sudah bekerja selama setengah tahun. Tidak pernah ada kejadian aneh selama itu.

Sampai akhirnya terjadi itu. Saya masih ingat tanggalnya, 2 Mei. Sehari sebelumnya vila kami menerima sekelompok tamu dari Tiongkok, tiga pria dan dua wanita. Mereka booking dua vila. Kebetulan masa itu bukan masa-masa liburan, sehingga tidak terlalu banyak yang booking. Dan mereka satu-satunya tamu yang datang berkelompok.

Pada tanggal 2 Mei, mereka berangkat cukup awal untuk diving. Dan saya sendiri sudah melakukan seluruh tugas saya siang itu. Jadi saya pun kembali kantor saya di lantai atas, makan siang dan beristirahat.

Sekitar jam 2:30 sore, kepala pelayan menelepon ke kantor saya. Katanya ada tamu yang ingin berbicara dengan saya. Saya pun mengiyakan. Dari seberang terdengar suara tamu berbahasa Mandarin. Dia tidak menyebut nama vila, jadi saya tidak yakin tamu yang mana. Dia bertanya mengenai menu untuk acara teh di sore hari itu. Saya menyarankan dia untuk melihat menu terlebih dahulu. Kalau dia sudah siap, bisa menghubungi saya lagi. Saya lalu menanyakan nama vilanya. Dia pun menyebut nama vilanya. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya menyebutnya sebagai Vila X saja. Vila itu terletak di sebelah restoran kami. Ternyata dia adalah tamu adalah tamu Tiongkok yang check-in kemarin, saya pun meletakkan gagang telepon kembali.

Lima belas menit kemudian, masih belum ada telepon yang masuk. Jadi saya berinisiatif menelepon kembali. Tetapi tidak ada yang mengangkat. Dalam sepuluh menit, saya mencoba menghubungi dia lagi sebanyak dua kali. Tetap tidak ada yang merespon. Lalu saya menelepon vila yang satu lagi. Juga tidak ada yang mengangkat. Saat itulah saya teringat, mereka semuanya sedang diving, jadi tidak mungkin ada orang di dalam vila saat itu.

Saya menelepon ke resepsionis dan meminta cek kunci vila. Aturan vila kami, setiap tamu yang keluar, harus meninggalkan kunci di resepsionis (mengingat kuncinya yang berat dan besar, dan kami juga tidak ingin mereka kehilangan kunci.) Ternyata kunci vila ada di resepsionis. Kejutan pertama, mereka semua masih di luar, belum ada yang kembali.

Saya saat itu masih berupaya berpikir positif. Yah, mungkin saja salah satu dari mereka merasa tidak enak badan dan tinggal sendiri di vila. Tetapi kepala pelayan merasa tidak tenang. Jadi saya pun pergi ke vila untuk cek langsung.

Saya mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada yang menyahut apalagi membukakan pintu. Dua petugas housekeeping kebetulan lewat. Jadi saya pun bertanya apa mereka sudah merapikan vila itu. Mereka konfirmasi sudah servis kamar itu, dan kamar itu memang sedang kosong. Kejutan kedua.

Saya akhirnya memutuskan mengambil kunci dan mengeceknya sendiri. Vila situ memang kosong. Tidak ada satu orang pun di situ.

Ketika tamu menelepon ke kami di resepsionis, maka sistem kami akan menampilkan nomor ekstensi untuk memberi tahu siapa yang menelepon. Ini lumayan penting untuk menciptakan suasana keakraban. Lagipula, tempat kami merupakan vila kecil, hanya ada 19 vila keseluruhan.

Kepala pelayan memastikan bahwa telepon yang masuk memang datang dari Vila X, bukan dari luar vila.

Untuk memastikannya saya menghubungi salah satu tamunya, tetapi dia memastikan tidak ada yang telepon kami waktu itu. Saya ingat suara penelepon misterius itu adalah pria, dengan suara berat dan maskulin. Sedangkan suara orang yang sedang saya hubungi itu, suaranya ringan. Teman-temannya yang lain saat itu masih sedang di Spa Massage dan yang lain di restoran.

Jadi tidak mungkin tamu yang telepon, karena mereka berlima sedang di luar. Juga tidak mungkin rekan saya, karena penelepon misterius itu berbahasa Mandarin. Saya satu-satunya staf yang bisa berbahasa Mandarin. Juga tidak mungkin tamu lain salah masuk karena gerbang vilanya terkunci dan kunci ada di resepsionis. Kalau menyalahkan sistem telepon juga sepertinya tidak mungkin. Alasannya orang misterius itu jelas-jelas menyebutkan nama Vila X.

Kepala pelayan sangat takut setelah mengetahuinya. Soalnya beberapa minggu sebelumnya, ada tamu lain yang mengalami kejadian misterius juga, seperti brankas besi tiba-tiba terbuka sendirinya, dan ada objek yang melintas ketika mereka sedang tidur. Apakah ini ada kaitannya?

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang menghubungi kami dari vila kosong itu?

-Miss Xiao88


Cerita ini aslinya dibawakan oleh xiao88 dalam bahasa Inggris di situs yourghoststories.com. Mengapa menurut sang penutur ini misterius dan mungkin merupakan perbuatan gaib?

Pertama, tidak ada teman-temannya yang bisa Mandarin. Mereka terkadang memang sering iseng, tetapi mereka biasanya akan menggunakan bahasa Inggris. Kedua nama vila itu sedemikan uniknya, sehingga tidak ada kemungkinan tamu lain salah menyebutkan nama vila. Ketiga ekstensi di sistem mencatat memang nomor dari situ.

Tetapi tentunya akan aneh jika berpikir ada hantu yang sengaja telepon dan bertanya perihal menu. Bagaimana pendapat kalian?