Jujur waktu mendengarkan itu semua, saya kurang percaya omongannya. Soalnya teman yang satu ini memang terkadang suka lebay.

Tapi biarpun gak percaya-percaya, saya akhirnya memutuskan lebih baik jangan bermalam di kamar itu.

Kebetulan saya dengar suara teman sekamar saya sudah balik. Jadi saya pun pamit ama teman tetangga ini dan balik ke kamar saya lagi. Saya rencananya mau omong langsung ke teman-teman sekamar, kalau saya gak nginap malam ini. Jadi habis bereskan pakaian, langsung pergi. Pas masuk ke kamar, ternyata si A yang di dalam.

Saya pun bertanya ke dia, apa belakangan terjadi sesuatu yang aneh? Dengan wajah tegang dia pun bertanya apakah saya sudah mendengarkan ceritanya juga.

Saya mengangguk. Saya mengulang kembali kisah yang saya dengar dari teman kamar sebelah. Si A manut-manut, lalu melanjutkan bahwa akhir-akhir ini kamar asrama memang agak aneh.

Contohnya beberapa hari yang lalu, dia jelas-jelas sudah mengisi air bak dengan air panas. Namun, pada saat mau mandi, air panasnya tiba-tiba sudah berubah menjadi air hangat. Dan di tengah-tengah mandi, airnya tiba-tiba berubah dingin! Semuanya terjadi dalam kurun waktu 10 menit!

Air panas yang terisi penuh di bak bagaimana mungkin bisa dingin secepat itu??

Yang lebih anehnya lagi, pada saat mandi, ternyata saringan pembuangan air tersumbat. Pas dibuka ternyata tersumbat oleh gumpalan rambut. Ada yang panjang ada yang pendek. Anehnya dari mana datangnya rambut panjang? Soalnya semua anak di kamar berambut pendek. Dan jarang ada anak cewek yang masuk ke situ.

Tidak menggubris hal aneh, dia pun membuang gumpalan rambut itu, dan melanjutkan mandinya. Tetapi tidak berapa lama berselang, lagi-lagi saluran air kembali tersumbat. Dan ternyata tersumbat rambut panjang lagi. Karena merasa sangat seram, dia akhirnya buru-buru mandinya.

Si A sempat menduga-duga apa mungkin rambut itu berasal dari teman dia yang cewek. Soalnya dia ada satu temannya sempat datang meminjamkan CD pas sore hari itu. Mungkinkah pas dia datang dia pergi ke kamar mandi sisir rambut?

Tetapi setelah dikonfirmasi dengan temannya itu, ternyata si teman cewek ini tidak pernah menyisir rambutnya di situ. Lalu si mahasiswi ini juga bilang bahwa ada sesuatu yang aneh kalau dipikir-pikir kembali. Pada saat dia duduk di salah satu ranjang di kamar kami, dia terus merasa ada yang mendorong punggungnya beberapa kali. Malah dia merasa ada yang duduk di sampingnya dan berdempetan dengan dia. Waktu itu di dalam kamar memang ada 4-5 teman lainnya, jadi dia pikir itu mungkin ulah usil teman-temannya yang lain. Tetapi setelah ditanya si A soal kamar mandi tersumbat, akhirnya si cewek ini juga mulai merasa ketakutan.

Semenjak itu si A tidak berani tinggal di kamar lagi. Dia memutuskan numpang tinggal di kamar kost temannya yang ada di luar kampus. Hanya saja kebetulan malam ini ada urusan, jadi dia terpaksa kembali ke asrama.

Saya mempertimbangkan apakah yang diceritakan teman Tao saya ini perlu saya sampaikan ke A juga.

Saya bertanya ke A, apa sudah ceritakan kisah tadi ke semuanya. Ternyata si A sudah omong ke semuanya, tetapi tidak ada satupun yang percaya.

Tiba-tiba A meminta saya ikut bermalam di sini saja menemani yang lain. Sebetulnya mendengar semua cerita tadi, saya semakin yakin bahwa yang “huni” di kamar ini adalah perempuan. Lalu hal yang paling pertama saya terpikirkan adalah insiden Aula Daren. Itu sebabnya saya semakin tidak ingin bermalam di sini lagi. Jadi saya dengan cepat menolaknya.

 

Namun, entah memang sudah menjadi takdir, saya sepertinya tidak bisa menghindar. Saya terpaksa menginap di asrama malam ini. Jadi ceritanya, salah satu teman saya mau minta lihat jawaban tugas saya buat membandingkan jawabannya. Saya sendiri belum mengerjakannya, jadi saya pikir kerjakan dulu, bandingkan habis itu baru kembali ke kost. Tetapi dikarenakan insiden beberapa hari terakhir, membuat saya tidak bisa konsentrasi akibatnya saya tidak bisa mengerjakan tugas sama sekali. Jadi mau tidak mau, demi menyalin jawabannya, saya terpaksa bermalam di sini juga.

Saya pikir setelah lewat beberapa hari dan semuanya pada baik-baik saja, seharusnya malam ini pun tidak mungkin akan terjadi sesuatu. Dan mungkin saja, seperti ucapan teman Tao saya itu, roh itu bukanlah roh jahat. Mungkin saja seiring energi manusia semakin banyak di ruangan itu, dia akhirnya pun meninggalkan kamar ini. Saya tidak memberi tahu penjelasan teman Tao ke anak-anak sekamar. Saya khawatir membuat mereka makin ketakutan.

Belakangan dua teman yang lain pun kembali ke kamar. Ternyata mereka berdua sudah selesai mandi. Yang mengisi bak mandi adalah si B, jam 7.30. Dikarenakan pada sibuk dengan kegiatan sendiri-sendiri, masalah air bak ini pun tidak dibahas lebih lanjut.

Saya melihat si C yang biasanya paling aktif dan semangat, malah terlihat lesu. Tidak sampai jam 11 dia sudah tidur duluan. Saya sendiri harus bergadang sampai jam 12 untuk menyelesaikan tugas. Dikarenakan pada hari itu bermain basket ditambah mengerjakan tugas, jadi badan ini terasa sangat capek. Walaupun sebelum tidur otak ini masih kepikiran sesuatu yang enggak-enggak, saya akhirnya sukses tertidur pulas juga…

Tidak berapa lama, saya mengalami mimpi buruk. Ular yang waktu itu keluar dari kamar mandi, ternyata kembali! Dia bergerak ke atas ranjang. Pada saat dia sudah di atas ranjang, saya langsung terbangun. Badan saya basah dengan keringat. Saat itu saya merasakan firasat buruk. Posisi tubuh saya waktu itu tetap dalam keadaan rebah. Nggak menggerakkan badan.

Tidak jelas waktu itu jam berapa. Saya menatap ke atas saya. Saya tidur di kasur bertingkat di lantai bawah. Jadi yang kelihatan hanyalah papan penyangga kasur atas. Tidak ada apa-apa, hanya warna hitam legam. Kemudian saya pun menoleh ke samping melihat ke arah jendela. Karena ada cahaya penerangan jalan di luar yang bisa masuk melalui jendela, saya melihat siluet kepala yang membuat seluruh bulu kuduk saya merinding.

Ada sebuah wajah dari posisi atas kasur sedang…. menatap saya…

(Bersambung…)