Hai, namaku Vinia. Aku memiliki beberapa sahabat. Lily, Fira, dan Arka. Jadi, kami niatnya akan berkemping di hutan setelah selesai ujian di SMP. Dengan izin orang tua, kami akan pergi setelah 2 hari selesai ujian.

Dua hari setelah ujian…..

“Ma, Pa. Nia berangkat dulu, ya!”

“Iya, hati-hati,” jawab orang tuaku.

Belum ada kepikiran kemping di hutan apa. Jadi kami memikirkannya di jalan. Kami naik mobil Toyota dan yang menyetir adalah Arka. Setelah mau masuk jalan tol, Fira memilih untuk kemping di hutan yang agak serem.

“Kayaknya asik kalo kemping di hutan yang sedikit angker!” serunya.

“Fir, kita kan mau kemping, bukan uji nyali,”omel Lily

“Sudah, sudah. Kita kemping di hutan Gunung Semeru aja deh!” seruku. Hal ini baru kepikiran saat Lily mengomel.

“Bagaimana, Ka?” lanjutku lagi.

“Kalau aku sih terserah kalian saja. Yang penting aku tau jalannya. Kalau semua setuju ke hutan Gunung Semeru, aku juga setuju,” jawabnya santai.

Alhasil, setelah paksa-memaksa, kami pun memutuskan kemping di hutan Gunung Semeru.

Dua hari satu malam, kemudian….

Karena jarak yang jauh, akhirnya kami pun sampai. Kami sampai saat siang, kami masuk ke dalam hutan itu dan memilih tempat yang strategis, dekat dengan pintu keluar. Arka dan Lily membangun tenda. Fira dan aku mencari kayu bakar, maka dengan begitu, tugas kami selesai saat jam 14.28. Setelah itu, Arka yang sudah kebelet, pun memutuskan untuk mencari tempat. Ya sudah. Dia pun pergi. Sementara aku, Fira, dan Lily bercerita-cerita. Eh! Tak lama, Arka pun datang, wajahnya pucat pasi, badannya dingin. Untuk menenangkan Arka, aku bercanda.

“Eh, Ka, napa sih? Kayak abis liat setan aja!” gurauku.

“Ni, jangan bercanda ah!” omel Lily.

“Iya deh, maap” ucapku.

Tak lama, Arka berbicara “Aku akhan khembalhi,”suaranya serak tidak jelas. Dan pergi.

Ya sudah, kami pun membiarkannya. Saat jam 15.02, Arka kembali dengan membawa beberapa kayu bakar dan buah. Wajahnya sudah tidak pucat lagi, dia seperti bahagia tidak terjadi apa apa. Aku pun bertanya.

“Ka, kamu tadi kok pucat pas ke sini, terus pergi lagi. Eh balik-balik bawa kayak begituan!” tanyaku.

“Ah, enggak, deh. Habis BAK, aku tidak kembali kesini. Aku keinget, Fira sama kamu bawa kayu bakar terlalu dikit, terus aku juga pengen buah, jadi aku tidak balik ke sini dulu,” jawabnya santai.

“Ka, jangan bercanda deh!” omel Lily.

“Iya, jelas-jelas kamu ke sini kok tadi!” lanjut Fira.

“Kalian tuh ya, ngeyel kalo dikasih tau!” omelnya balik. Dari tatapannya, dengan jelas aku percaya, dia tidak sedang berbohong.

“Ka, kamu gak boong?” tanyaku.

“Enggak, aku gak boong!” dengan tegas dia menjawab pertanyaanku.

 

Penulis: Renata