Mungkin ini tidak terlalu menyeramkan jika dibaca lewat tulisan, dan saya rasa ini juga hal yang umum terjadi dirasakan oleh semua orang yang pernah mengalami interaksi aneh.

Saya tinggal di Taliwang (NTB), dan waktu itu saya masih duduk di kelas 2 SMP. Dulu saya sering di tinggal sendirian di rumah karena alasan orang tua saya yang harus bekerja di luar daerah. Jadi mau tidak mau saya harus diam di rumah, atau menginap di rumah tetangga saya. karena kedekatan kami, saya menganggap mereka sudah seperti keluarga sendiri.

Bagian rumah kami terdiri dari 7 ruangan. yang terdepan adalah ruang tamu yang langsung dapat bertemu dengan kamar terdepan yang biasa digunakan untuk tamu, dan yang ke-3 adalah kamar saya. Kamar saya dan kamar tamu hanya dibatasi dinding biasa. Yang ke-4 adalah kamar orang tua, yang mana bersampingan dengan satu-satunya WC. Ke-6 adalah ruangan menonton tv, dan yang terakhir (yang ke 7) adalah dapur yang langsung tersambung dengan pintu bagian belakang.

Karena tidak ada pekerjaan, saya sering menonton tv sendirian. Walaupun sering was-was karena selalu merasa ada yang mengamati dari dapur yang memang gelap, tapi saya tetap menghiraukan karena saya dulu tidak terlalu mengerti dengan dunia aneh tersebut. Saya menjajarkan kursi kayu untuk dijadikan alas untuk bisa menonton tv dengan santai, dan disitulah saya mengalami kejadian yang bisa membuat merinding.

Saya sering mendengar suara langkah kaki di rungan itu, padahal jelas-jelas saya sendirian.

Malam tiba, saya memberi tahu pada orang tua saya tentang kejadian tersebut. Tapi ibu saya mengatakan kalau langkah kaki itu mungkin berasal dari rumah tetangga kami. Alasan yang aneh memang, tapi saya mengiyakan saja.

Hari berikutnya saya melakukan aktivitas saya seperti kemarin, dan suara langkah kaki itu malah terdengar semakin jelas, malah mengelilingi saya berulang kali. Saya bangkit untuk melihat sekeliling, tapi saat itu suara aneh tadi tidak terdengar lagi. Dan saat saya kembali tiduran, suara itu kembali lagi seolah-olah mereka memang sengaja mengganggu kegiatan saya.

Karena kesal, saya berteriak. Kalau saya tidak menyukai mereka.(Dalam agama kami, diwajibkan untuk percaya pada hal gaib) dan ajaib, suara itu tidak ada lagi.

Hari-hari berikutnya berjalan lancar. Dan orang tua saya seperti biasa pergi untuk bekerja. Saat itu hujan turun deras, petir juga ikut serta di hari itu. Ditambah lagi mati lampu, karena takut gelap saya memilih diam di dalam kamar sambil selimutan dan mengajak teman sms-an.

Beberapa menit, tidak ada hal aneh sampai tiba-tiba cahaya putih melayang lewat di depan saya. Saya yang terkejut hanya bisa diam, menghiraukan kejadian tadi sambil menceritakan cahaya tadi pada teman saya. Awalnya saya ingin biasa saja, tapi karena teman saya menakut-nakuti saya jadi benar-benar takut dan lari ke luar rumah saya.

Menunggu sendirian di luar, dan hanya dibekali selimut yang tidak sengaja terbawa ke luar sampai listrik kembali menyala.

-Safira