“Dari awal kalau saya sih, emang udah penasaran sama kamar itu”

“Jadi…”

“Tunggu apa lagi. Ayo”

Tanpa basa basi kami langsung menuju kamar itu. Di depan pintu kami berhenti karena, sepertinya pintu itu terkunci.

“Eh ,kayaknya di kunci deh”

“Tapi saya gak yakin klo dikunci ,minggir biar saya coba.”

Saya mencoba membuka pintu tersebut. Dan benar saja pintu tersebut tidak dikunci. Langsung kami semua masuk ke dalam. Saat itu posisinya kami ber-6. Ada saya, si rempong sama ke-4 lainnya, sebut saja mereka Gisca, Nea, Zizi, dan Shera.

“Gelep banget sih, sereeeem.”

“Lampunya gak bisa dihidupin ya?”

“Hmmm”

Nea yang membawa senter menyorot senternya ke atas.

“Lampunya aja gak ada, gimana mau bisa dihidupin. Buka aja deh pintunya biar ada cahaya masuk,” saran Zizi.

Lalu kami berenam balik lagi ke belakang untuk membuka pintu. Tapi pintunya kekunci, padahal kami gak ada yang ngunci. Secara logika juga, gak mungkin pintunya bisa dikunci. Kuncinya aja gak ada.

“Ini pasti ada yang gak beres”

“Gak salah lagi, Ernes pasti ingin sesuatu dari kita.”

“Teman-teman ayo lewat sini,” Gisca mengarahkan kami ke sebuah pintu.

“Ada pintu lagi? Kamar ini besar juga ya.”

Kamar ini sepertinya sangat besar, sayang sekali lampunya mati. Untungnya ada Gisca dia memimpin di depan dan menunjuk arah. Tapi, aneh kok Gisca bisa cekatan nunjukin arah kekami. Padahal dia kan belum pernah kesini, dan ini kamar terlarang.

“Zi ,kamu kentut ya?” Tanya Shera.

“Eh kok bau kentut ya.”

“Bau banget gak tahan nih. Mau keluar” rempongnya si rempong mulai muncul.

“Resek banget sih ,siapa yang kentut?”

“Kayaknya ini bukan bau kentut.”

BERHENTI !!!!!!!!

Tiba tiba Gisca menyuruh kami berhenti. Senter Nea yang di pegang Gisca mati.

“Aaaaaaaaa. Gelap” kami mulai jerit jerit

Jleb

Lampu ruangannya hidup. Kami bisa melihat dengan jelas ,banyak sekali lukisan lukisan seram. Serta perabot rumah yang terbilang antik.

“Serem banget lukisannya”

“Eh Gisca mana ya. Kok hilang.”

Saat itu kami menyadari bahwa Gisca hilang, kami berpencar mencari-cari. Tapi hasilnya nol. Mungkin itu bukan Gisca.

“Aaaaaaaaa!!”

Tiba-tiba terdengar suara jeritan. Kami yang semula berpencar, berkumpul ke sumber jerita itu. Ternyata itu Zizi, bukan hantu.

“Zi, kamu kenapa,” tanya saya yang melihat Zizi seperti orang ketekutan

“Itu. Di belakang patung itu,” Zizi menunjung ke belakang patung.

Kami penasaran, untuk menghilangkan rasa penasaran kami. Langsung saja kami ke belakang patung itu.

MENGEJUTKAN

Ada mayat seorang wanita berkebangsaan Eropa di situ. Kami ber 5 saling pandang, “Apakah yang kupikirkan sama dengan yang kalian pikirkan?”

ERNES

“Mungkin saja Ernes ingin kita menguburkan mayatnya dengan layak. Dan bisa jadi dia menyamar menjadi Gisca untuk menunjukkan dimana jasadnya.”

Kami langsung keluar dari kamar itu. Kemudian kami menceritakan semuanya kepada guru-guru kami. Kebetulan cerita kematian keluarga Ernes sudah menyebar di antara kami. Jadi mereka sudah mengetahui.

Esok harinya, polisi datang untuk mengevakuasi jasad Ernes. Kami 5 dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

“Akhirnya semua selesai. Kita pulang juga akhirnya.”

Rumah,  I’m comiiing..

-Tamat-
Penulis: Kalisya

Terimakasih semuanya yang udah baca kisah misteri rumah keluarga JHONES dari awal. Bagi semuanya yang ingin berbagi tips atau saran silah kan comment. Info penulis lebih lanjut silahkan buka akun Instagram atau Gmail dibawah ini. Selamat Hari Raya Idul Fitri teman-teman. Sampai jumpa di kisah mistis selanjutnya.

Instagram : @kalisya.p
Gmail : Kalisya26prsyt@gmail.com