Musim lebaran dan liburan telah berlalu. Masyarakat kini telah kembali ke aktivitasnya masing-masing. Ada beberapa yang memperpanjang masa liburannya dan menunda keberangkatan ke Jakarta karena masih ada keperluan di kampung halaman, seperti menunggu saudara pesta (sunatan/nikahan) atau menunggu liburan sekolah usai.

Liburan lebaran pun menjadi moment tersendiri bagi para “Mudikers”. Untuk mengungkapkan suka cita, beragam ungkapan bertebar melalui status media sosial tak kalah serunya dengan cerita “Mobil Setan Mudik” yang kini masih misteri.

Di sore hari lebaran pertama sekira pukul 17.00, wilayah Kupu, Dukuhturi, Tegal dan sekitarnya diguyur hujan rintik-rintik. Tepatnya di Jalan Sawah Kupu, saksi mata (Khamidah, Sakrim dan Nuriman) yang kebetulan rumahnya di pinggir sawah, saat hujan melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri ada pemudik menggunakan mobil berwarna putih yang di belakangnya terdapat ban serep masih terbungkus rapi menyusuri jalan sawah Kupu menuju terowongan jalan Tol.

Menurut kesaksian, di dalam mobil penuh dengan penumpang. Di depan ada 2 orang yaitu supir dan pria sebaruh baya yang gagah, kulitnya putih bersih dengan wajah menunduk. Di tengah ada anak kecil dan anak remaja serta perempuan berkerudung dengan kaca terbuka separuh. Mobil putih tersebut terus berjalan perlahan-lahan menyusuri jalan yang bergelombang dan berbatu.

Waktu maghrib pun tiba. Khamidah yang penasaran dengan mobil putih tersebut pun mengintip dari balik jendela kaca. Sampai di pandangan terowong Tol Sawah Kupu, mobil sudah tidak terlihat lagi. Karena saking penasaran, Sakrim pun nggumam sendiri… “Itu mobil setan apa yah, dari tadi kok ga balik-balik padahal jalan itu sempit tidak bisa dilewati mobil yang ke arah Bersole atau Sidakaton Dukuh”. Nuriman menimpali ucapan bapaknya, “Bisa bae ari supire kendel”.

Karena masih penasaran juga, setelah Isya pun Khamidah masih mengintip ke arah jalan sawah. Mobil yang tadi lewat sore saat hujan tak balik lagi. Padahal dahulu pernah ada mobil nyasar ke sawah dan berhenti di dekat sumur bor yang kini menjadi terowongan jalan Tol. Kalau tidak salah waktu ada pesta sunatan Bapak Doi. Pengemudi mobil dari arah timur yang hendak pulang ke Cirebon tersasar. Menurut penuturan yang diceritakan bahwa dia merasa bahwa jalan yang dilalui adalah jalan yang mulus dan lapang, tapi entah kenapa setelah mogok di Sumur Bor tiba-tiba ada di tengah sawah. Karena mogok, pemilik mobil akhirnya jalan kaki ke kampung dan menanyakan arah jalan dan meminta bantuan masyarakat karena mobilnya mogok.

Dari peristiwa itulah, Khamidah berkesimpulan bahwa mobil putih yang tadi sore melewati jalan depan rumahnya dan menuju jalan sawah yang kebetulan sekarang ada jalan tol adalah “Mobil Setan” yang hendak mudik.

Entah kemana tujuan mobil tersebut karena berdasarkan penelusuran saya, bahwa di sebelah barat terowongan jalan Tol jalannya sempit. Sekitar 200 meter dari terowongan ada perempatan ke kiri dikenal sebutan jalan buntu Cricis lebar jalan sekitar 2,5 meter dan arah kanan jalan menuju Sidakton Dukuh dengan lebar sekitar 3 meter dan lurus ada jembatan Kali Pilang yang menuju desa Bersole dan Lembarawa yang justru jalannya sempit yang hanya bisa dilewati motor.

Di terowongan kedua tepatnya di Kandang Ayam, terdapat gorong-gorong saluran air dan banyak bekas galian proyek tol yang belum tertutup rapat. Jadi di jalan itu lebarnya hanya sekitar 2 meter yang kondisinya sangat tidak mungkin di lalui oleh mobil. Di kanan dan kiri sepanjang jalan tol pun sudah di pagar jadi sangat tidak mungkin mobil bisa naik ke jalan tol.

Di hari kedua lebaran, sore hari kebetulan saya mendatangi terwongan jalan tol mengajak jalan-jalan bersama anak-anak, kondisi dalam ruangan jalan tol basah penuh dengan lumpur/tanah setengah basah dan saya tidak menyaksikan adanya bekas roda mobil. Dengan melihat fakta tersebut, apa yang telah disaksikan oleh Khamidah, Sakrim dan Nuriman di atas bahwa mobil putih yang syarat dengan penumpang itu dapat disimpulkan sebagai “mobil setan” yang kini masih menjadi misteri.

Antara terowongan gili dartem, randu kuning dan sumur bor yang berdekatan dengan terowongan jalan tol Pejagan-Pemalang yang ada di tengah sawah Kupu memang posisinya berdekatan dan membentuk segitiga. Di tempat tersebut seringkali terjadi hal-hal ganjil. Banyak cerita turun temurun dari masyarakat bahwa di tempat tersebut sangat dikenal kewingitannya. Entah setelah nanti jalan tol pejagan pemalang beroperasi, apakah di sekitar wilayah tersebut akan terjadi hal-hal ganjil, wallahu a’lam.

Penulis: Imam Bukhori