Di sekolah manapun, kisah mistis sepertinya selalu ada. Nah, tetapi sepertinya jarang ada kisah yang sampai begitu terkenalnya di mana-mana. Inilah kisah hantu Nancy di SMA 5 Bandung.

Menurut buku yang aku baca waktu itu di SMAN 5 Bandung ada sosok noni Belanda yang namanya Nancy. Dia seorang perempuan bule berparas cantik. Menurut kisahnya sang noni bunuh diri sebelum tahun 50-an. Ada cerita lain kalau dia dibantai. Kejadian pembataiannya terlalu mengerikan, kematiannya terlalu keji.

Nancy konon dipercaya sudah menjadi penghuni Jl.Belitung no.8. Adapun penyebab dia bunuh diri masih merupakan tanda tanya, ada yang bilang dia jatuh cinta pada seorang pemuda Inlander tapi hubungan asmara ini ditentang oleh keluarganya sehingga dia pun putus asa dan mengakhiri hidup. Ada juga yang bilang dia diperkosa kemudian bunuh diri. Yang pasti dia bunuh diri dengan lompat dari tangga dekat aula sekolah. Pemunculan Nancy biasanya di dekat tangga tersebut, berjalan dari bagian atas tangga dengan darah mengalir dari salah satu sudut bibirnya…

Pertama kali saya mendengar kisah tentang Nancy adalah sekitar tahun 89-an dari kakak saya yang bersekolah di SMA 3. Cukup banyak juga kehebohan yang ditimbulkan Nancy ketika itu, yang paling saya ingat adalah tentang pemunculan Nancy di depan seorang guru perempuan. Alkisah ketika itu sudah banyak cerita tentang keangkeran SMA 3 dan SMA 5 sehingga baik guru maupun siswa enggan berlama-lama di sekolah jika hari sudah mulai gelap.

Nah, guru tersebut rupanya keasyikan bekerja sehingga lupa waktu, sadar sadar ketika hari sudah gelap dan sekolah sudah sepi. Sang ibu guru yang tidak membawa kendaraan dan juga takut untuk pulang sendiri naik angkot akhirnya menelepon anak lelakinya untuk minta dijemput. Karena di jaman itu belum ada ponsel, sang ibu guru harus menelepon dari telepon umum yang terletak di aula persis di seberang tangga. Pembicaraan berjalan lancar sampai suatu waktu di mana si ibu tidak juga menjawab ketika dipanggil-panggil oleh anaknya.

Kira-kira setengah jam kemudian si anak dengan perasaan khawatir sampai di sekolah dan menemukan ibunya sudah tak sadarkan diri di dalam boks telepon umum. Ternyata, ketika percakapan telepon itu berlangsung Nanci, muncul tepat di depan sang ibu bahkan menghampiri beliau sehingga beliau langsung jatuh pingsan saat itu juga.

Cerita berikutnya datang dari Angkatan 91 dan lumayan heboh karena saksi matanya tidak hanya satu dua orang tapi 40-an orang alias sekelas. Jadi ceritanya anak-anak kelas ini masuk siang sehingga banyak ruangan yang kosong, lalu mereka semua kompak pindah ruangan ke kelas di lantai atas. Supaya guru yang akan mengajar tidak mencari-cari maka dikirimlah ketua kelas untuk memberitahu. Setengah jam berlalu tapi guru yang mengajar belum juga datang, sementara anak-anak memanfaatkan waktu kosong dengan bermain gapleh, ketepel, gigitaran dan permainan kreatif lainnya. Tiba-tiba saja sang Guru datang dengan wajah merah padam bersama seorang guru lain, lalu dengan suara menggelegar beliau mendamprat anak-anak habis-habisan. Rupanya sudah setengah jam beliau mencari anak-anak ke semua kelas termasuk ke kelas-kelas di lantai atas tapi tidak menemukan mereka, bahkan beliau sampai meminta bantuan guru lain untuk mencari. Kontan 40 murid kebingungan karena mereka yakin sekali mereka tidak kemana-mana, lagipula menurut mereka dengan semua keributan yang mereka timbulkan mana mungkin sih si guru tidak mendengar. Tapi kisah ini berakhir dengan hukum jemur untuk para siswa yang mungkin sampai sekarang masih tetap merasa tidak bersalah. Hmm, sebenarnya itu mata dan telinga guru yang “ditutup” atau 40 anak yang “ditutup” ya. Salah satu hal yang unik dari dunia perhantuan Belitung 8 adalah konon katanya mereka suka memperlihatkan diri pada orang-orang yang memang ingin melihat mereka alias nantang

Nama Nancy tidak bisa dipisahkan dari sosok Mang Ucha, pengurus sekolah yang sekaligus merupakan kuncen. Menurut cerita anak Pramuka angkatan 92-an, mereka sering harus meminta bantuan Mang Ucha untuk “mengamankan” Nancy agar tidak mengganggu kegiatan Pramuka yang kebetulan bertempat di lantai atas dan malam hari pula. Begitu juga menurut unit kegiatan lain yang sering mengadakan uji keberanian “Jurit Malam” seperti Keamanan Sekolah. Menurut mereka ketika maghrib Mang Ucha sudah mulai memindahkan Nancy dari tempat peraduannya di lantai atas ke tempat lain yang relatif lebih “aman” yaitu ke sekitar WC putri di bagian belakang SMA 3. Disanalah Nancy harus menghabiskan malam dengan se-krat bir sebagai ‘sesajen’.

Syarat sesajen ini harus dipenuhi sebab kalau tidak, bisa-bisa Nancy mengamuk seperti yang, kalau tidak salah, pernah terjadi tahun 90-an dan menyebabkan beberapa orang panitia kesurupan.

Pengalaman Bertemu Penampakan Nancy

Ketika itu, aku berkumpul bersama teman teman sekitar enam orang di cafe BOBER, jl Riau,saat itu kita benar-benar merasa bosan, sehingga salah seorang teman mengajak, “Ke SMA 5 yuk,penasaran euy sama yang namanya Nancy itu.”

Aku yang waktu itu memang sedang dalam kondisi baru putus membuat adrenalin tertantang. Jadilah enam cowok pergi ke SMA 5. Sesampai di area gedung sekolah, kami mulai memutari areal SMA 5. Putaran pertama kali berteriak “Nancy… Nancy…,” seraya memperhatikan jendela-jendela tua khas bangunan Belanda zaman dulu. Tapi hasilnya nihil!

Kami pun merasa cara kami tidak benar, jadi kami coba melakukan pemanggilan di depan gerbang SMA 5. Setelah siap,kami mulai melakukan pemanggilan lagi.”NANCY!…NANCY!…NANCY!…,”teriak kami,keheningan areal SMA 5,tetap menyelubungi kami,tidak ada respon sedikitpun. Tetapi suasana mulai mencekam ketika kami memanggil untuk yang ke 5 kalinya. Udara yang menusuk tulang, berikut angin yang
tiba tiba hanya muncuk di area gerbang SMA 5,tiba tiba…

Krieeet..BRAAAAK..!

Pintu jendela yang tinggi tersebut tiba tiba terbuka,dengan sangat keras,dan jendela yang terbuka tersebut TEPAT DI JENDELA 12 DAN 13, kami yang sempat tercengang dengan kejadian itu,tiba
tiba seperti tersugesti namun nyata,bahwa akan ada yang keluar dari jendela tersebut dan memang BENAR!

Terlihat olehku,sesosok remaja dengan baju zaman Belanda(entah nyata atau halusinasi),sosok perempuan yang ku lihat itu hanya terlihat bagian kepala saja sampai setengah badan,meski tak sampai setengah menit. Dia sangat cantik.

Akhir kata, cerita-cerita di atas mungkin ada yang benar-benar terjadi, tapi mungkin juga cuma isapan jempol belaka yang disampaikan secara turun temurun dan dibumbui. Terserah deh, tapi cerita-cerita kayak gini lumayan rame kok buat dibaca dan diomongin ke orang lain.