Tinggal lima menit lagi. Ini hari pertamaku, tak boleh terlambat! Aku berlari menuju kelas baruku. Aku belum terbiasa dengan kedisiplinan di asrama. Hari ini, hari pertamaku di asrama ‘Canterlot’ terletak di selatan pusat kota.

Orang tuaku mengirimku ke asrama ini kemarin, lantaran masalah keluarga yang amat rumit. Dan aku memilih untuk tinggal disini. Setidaknya itu lebih baik dari pada menyaksikan pertengkaran membosankan mama dan papa.
Bruk…

“Oh, maafkan aku. Aku terburu-buru,” aku menabrak seseorang. Entah siapa itu. Di sini aku belum mengenal siapa-siapa kecuali ibu asrama, ibu dapur, dan kepala sekolah.

Kriiing…kriiiiing

***

Perkenalkan namaku Ellena Duchanel, aku tinggal di kota seberang. Kamarku nomor 49, terimakasih.

“Baiklah anak-anak, beri sambutan untuk teman baru kita,” seru Miss Deana sambil bertepuk tangan, diikuti teman-teman yang lain. Aku kembali ke tempat dudukku di paling belakang. Miss Deana adalah wali kelasku dia juga mengajar pelajaran sejarah. Kebetulan sekali pelajaran pertama hari ini adalah sejarah.

“Right, sekarang buka halaman 32. Sebelumnya siapa yang bisa memberikan gambaran tentang piramida?”

Kemudian salah seorang mengangkat tangannya, mengajukan diri “Saya, Miss Deana”

Miss Deana tersenyum “Silahkan Jean Wright”

“Suatu gambaran tentang piramida adalah gunung batu setinggi 490 kaki dengan berat 6.500.000 kaki” anak itu menerangkan dengan jelas dan lancar sekali. Sepertinya dia memang anak yang pintar. “Bravo, terimakasih Jean Wright”

Miss Deana senyum-senyum mengagumi anak itu. “Ada pertanyaan terkait jawaban tadi?” seorang yang lain menunjuk tangannya, “Saya Miss Deana”

“Silahkan Xeza Timothy”

Xeza Timothy, jadi anak itu namanya Xeza. Sudah dua nama yang kukenal hari ini. Xeza Timothy dan Jean Wright.
“Apakah Firaun jasadnya benar-benar masih ada?” tanya Xeza Timothy

“Ada yang bisa menjawab pertanyaan dari Xeza Timothy” Miss Deana memberikan kami kesempatan

“Saya” seorang anak yang duduk di paling depan mengajukan dirinya. “Ya, silahkan Theona Leansey.”

Anak itu memulai penjelasannya panjang lebar, sepertinya dia juga pintar. Aku harap aku bisa belajar banyak darinya dan Jean Wright nantinya. Sehingga aku dapat secerdas mereka. Tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh. Anak yang duduk disampingku terus menatap keluar jendela.

“Hei, kau yang menatap keluar jendela”

“Aku,” serunya tanpa menoleh “Ya, siapa namamu?” tanyaku penasaran dan berharap kami bisa jadi teman baik.

“Namaku Zeera Theodora,” jawabnya tanpa menoleh. Sungguh awal yang tidak baik. “Di mana kamarmu ?” tanyaku lagi sembari menghilangkan jenuh “Kamar nomor 60 masih satu lantai denganmu,” kali ini aku hanya mengangguk dan tidak ingin bertanya lagi.

“Ms Duchanel. Akhirnya kamu datang juga. Selamat datang di Canterlot. Berhati-hatilah,” kata-kata Zeera tadi mengejutkanku. Ia menatapku tajam ,seolah ada yang aneh dengan diriku.

Kriiing..kriing….

 


Teman-teman Caca minta penilaiannya ya ,bagus atau jelek silahkan coment.yang mau berbagi tips atau saran silah kan dengan Caca silahkan comment. Info penulis lebih lajut ,kunjungi instagram beserata Gmail dibawah ini.
Instagram : @kalisya.p
Gmail : Kalisya26prsyt@gmail.com