Ini saya hanya menceritakan tentang rumah teman saya yang letaknya berada persis disebelah rumah saya.

Berawal dari saya berkenalan dengan teman baru saya dan juga tetangga baru saya yang berasal dari Papua (sebut saja namanya Arnold). Arnold ke Surabaya untuk menempuh pendidikan SMA. Di sini dia ditemani saudara jauhnya bernama Kakak Sakura yang juga diperkerjakan oleh ibunya untuk mengawasi Arnold di Surabaya. Rumah yang mereka tinggali, dibeli dari orang lain jadi bukan rumah baru. Lumayan besar ukurannya dengan 3 kamar + 1 kamar pembantu/Gudang.

Ok, saya mulai cerita mengenai keganjilan yang ada. Pernah suatu kali saya, Arnold, dan kedua teman kami begadang untuk menonton bola tengah malam dengan menaruh kasur di depan TV, tiba-tiba dari balik jendela (di belakang TV ada jendela besar yang tembus ke halaman belakang rumah) ada seorang wanita berbaju putih menengok ke arah dalam rumah, kami hanya terpaku. Lalu dia menghilang (merinding banget, apalagi waktu itu kakak Sakura sedang tidak dirumah karena keluar kota).

Pernah juga waktu Kakak Sakura dinas keluar kota, Arnold mengajak saya untuk menginap menemaninya, namun sialnya saya bukan tipe orang yang dapat langsung terlelap pada saat tidur. Lampu kamar sudah dimatikan dan (sialnya!) Arnold sudah terlelap, dan saya belum tertidur, saat itu saya mendengar suara “Krieeeeeek” (suara pintu dari kamar kakak sakura yang letaknya disebrang kamar Arnold). Saya cuma bisa menahan takut terus pura-pura terlelap dan akhirnya tertidur sendiri.

Sekarang kakak Sakura sudah tidak lagi tinggal disitu, jadi Arnold benar-benar tinggal sendirian dirumah itu. Posisi kamar saya letaknya persis dempet dengan rumah Arnold, kadang saya mendengan suara kursi plastik yang diseret padahal saya tahu Arnold sedang tidak di rumah saat itu. Dilain waktu juga, pada saat Arnold sedang tidur dikamarnya sendirian dia mendengar suara kursi plastik yang berada dikamarnya terdengar suara seolah kursi sedang diseret, dan langsung di terbangun dan segera menyalakan lampu namun tidak ada siapa-siapa di kamar selain dia sendiri.

Pernah juga saat dia belajar di meja belajar di rumah, dia sering merasa ada orang yang sedang memandanginya, padahal tidak ada siapapun. Suatu hari dia menyewa guru private Bahasa Inggris karena nilainya jelek. Pada saat guru itu sedang mengajarinya tiba gurunya yang posisinya menghadap ruang keluarga (Posisi Arnold menghadap ruang tamu) mengatakan dalam Bahasa Inggris “Nol, aku ada mau kasi tau sesuatu tapi apapun yang aku katakan kamu jangan bereaksi apapun” dan Arnold menganguk sebagai tanda setuju.

“Di ruang keluargamu ada kakek-kakek tua menggunakan peci putih dan seorang anak kecil perempuan sedang memandangi kita, namun mereka tidak berniat mengganggu” Tiba-tiba Arnold malah menengok, namun tidak melihat siapapun, dan gurunya berkata “Ternyata kamu memang tidak bisa melihatnya (pengucapan dalam bahasa inggris).

Suatu hari Arnold kedatangan saudara ibunya yang dari Kalimantan (orang asli Kalimantan) untuk menginap di rumahnya selama di Surabaya, pada saat tiba di depan rumah itu tiba-tiba saudaranya terhenti langkahnya dan mengatakan “Biar saya menginap di hotel saja”. Setelah dicari tau ternyata saudaranya itu melihat rumah Arnold ini terasa sangat “gelap” auranya sehingga bila orang yang ‘sensitif’ merasakannya pasti tidak nyaman berada di rumah itu.

Sempat juga Arnold mengadakan doa bersama di rumah itu, namun tiba-tiba dapurnya seperti “berisik” sendiri suara-suara piring, sendok, dan lain-lainnya bergoncang. Namun tetap Arnold dan teman-temannya meneruskan doa bersama hingga “kegaduhan di dapur berhenti sendiri. Total hingga saat ini Arnol sudah tinggal dirumah itu 14 tahun.

Saat ini saya sudah jarang kontak lagi dengan Arnold jadi kurang update cerita apa lagi yang ada dirumah itu. Maaf jika kurang menarik dalam menceritakan pengalaman ini.

Penulis: Yudha