Ya, kalian semua bisa membayangkannya. Terbangun di tengah malam dan mengintip keluar jendela dan melihat mobil berlalu lalang. Atau, jika benar-benar larut malam, di saat kalian tidak melihat apa pun kecuali jalan yang kosong dan gelap.

Jika kalian beruntung, maka harusnya di depan rumah ada lampu penerang. Untuk menerangi jalan bagi karyawan-karyawan yang pulang larut malam, atau sesekali jiwa yang hilang. Sedangkan saya, saya tidak beruntung…

Suatu malam saya terbangun dan bagaikan anak-anak hiperaktif yang tidak bisa langsung tertidur, saya menatap ke luar jendela dan mengawasi jalanan. Saya bilang mengawasi karena saya sepertinya tidak pernah menatap ketika saya masih kecil. Menatap hanya terpaku pada sesuatu tanpa memproses apa yang dilihat. Di lain sisi, mengawasi berarti mencoba menganalisa sesuatu yang berada di pandangan.

Saya menyukai pemandangan jendela kamar saya, karena posisi rumah saya berada di ujung jalanan yang melengkung ke arah belokan. Jendela saya berada di lantai pertama dan menghadap ke jalanan. Mobil-mobil yang berlalu-lalang tidak pernah mengganggu saya. Namun kali ini, sesuatu telah mengusik saya.

Ketika saya sedang mengawasi jalan, saya melihat sesuatu yang aneh. Biasanya deretan lampu-lampu penerang jalan akan menyinari sepanjang jalan menyinari aspal hitam, untuk mewanti-wanti pengemudi adanya kelokan di depan rumah saya itu. Namun kali ini berbeda. Awalnya, saya tidak paham, namun kemudian saya melihatnya.

Sekitar dua lampu jalan di bawah sana, ada seseorang yang berdiri di bawah lampu. Seolah-olah dia ingin melarikan diri dari kegelapan dan mendapat cahaya jingga pucat. Punggungnya membelakangi saya, dia melihat jalan, sama seperti yang saya lakukan. Ini lumayan aneh soalnya ada halte bus di ujung jalan yang biasanya orang-orang dapat menunggu di situ dan juga sekaligus tempat berteduh dari hujan.

Tapi, pria ini hanya berdiri di bawah cahaya dan tidak melakukan apa-apa selain… menatap. Dia mengenakan topi fedora hitam dan jas dengan sepatu mengkilap yang cocok dalam cahaya lampu. Yang lebih aneh lagi adalah dia tidak membawa apapun dengannya sehingga aku tidak tahu apakah dia sedang menunggu seseorang atau hanya bersikap aneh.

Saya bertanya-tanya sekarang jam berapa dan dengan cepat melihat jam. Ternyata sudah 2:03. Ini membuat saya sedikit takut ketika melihat orang asing di jalan entah menunggu seseorang ataupun tidak melakukan apa-apa. Aku memperhatikannya dengan seksama, menunggunya bergerak atau melakukan sesuatu, apa saja!

Tapi dia tidak melakukan apa-apa. Saya harus memperhatikannya hampir selama setengah jam atau lebih.

Waktu itu saya sudah ingin menyerah dan berbalik untuk ke tempat tidur ketika, namun tiba-tiba ada gerakan! Sebuah mobil datang. Ini semakin aneh, tetapi seperti yang saya katakan sebelumnya, orang-orang kadang-kadang tersesat atau bekerja larut malam di areal sini. Dan kemudian sesuatu terjadi, kejadian yang membuat mengapa kalian sedang membaca cerita ini sekarang.

Mobil itu datang dan berhenti di tengah jalan, tepat di samping pria itu. Lampu depan mobil dimatikan sehingga pengemudi tidak akan mengusik siapa pun. Pintu mobil di sisi terbuka untuk pria misterius itu masuk. Namun sebelum dia berjalan masuk, dia tiba-tiba berbalik dan menatap saya.

Saya yakin dia tahu saya sedang mengawasinya! Dia menatap lurus ke arahku.

Memang, posisi dia terlalu jauh bagi saya untuk melihat wajahnya dengan jelas, tetapi dia cukup dekat untuk saya bisa mengatakan bahwa dia sedang menatap ke arah saya! Aku cepat-cepat merunduk dan bersembunyi di balik selimut. Sesuai dengan mindset anak kecil pada umumnya, saya waktu itu berasumsi bahwa berlindung dalam selimut bisa terhindar dari segala monster jahat yang mencoba untuk mendatangi saya.

Saya mendengar pintu mobil dibanting dan mesin perlahan-lahan berderum. Semakin lama suara mobil semakin keras terdengar mobil sedang mendekati rumah saya. Aku sangat gugup dan jantungku berdegup kencang. Lalu aku mendengar suara yang menghentikan jantungku.

Tepat di luar rumah saya, saya mendengar pintu mobil ditutup. Kemudian suara mesin mobil. Mereka jelas-jelas menurunkan pria di luar rumah saya. Ini pasti gara-gara saya melihat kegiatan mereka!

Aku ingin sekali keluar dari selimut utnunk melihat apa yang terjadi di luar situ.

Akhirnya setelah berhasil mengumpulkan segenap keberanian, sayapun melakukannya. Ketika saya melihat ke luar, saya baru bisa bernapas lega karena tidak ada siapa-siapa di luar sana.

Keesokan harinya, saya memberi tahu orang tua saya tentang hal itu. Tidak seperti di film horor, mereka justru percaya ucapan saya. “Mungkin hanya urusan bisnis,” kata ayahku sambil mengunyah roti panggang.

Saya merasa lega lagi untuk memiliki orang tua saya di sisi saya. Namun, setiap malam, sebelum saya pergi tidur, saya memeriksa di luar jendela saya untuk melihat apakah pria misterius itu masih ada di sana. Dia masih ada.

Setiap malam, di bawah lampu jalan itu dia menunggu mobil datang untuk menjemputnya. Dan setiap kali sebelum naik ke mobil, dia berbalik dan menatapku.

Saya telah pindah dari daerah itu sejak, tetapi hari ini saya masih bertanya-tanya siapa pria itu yang sedang dia lakukan di bawah lampu jalan itu.

Sumber: Dari cerita CreepyPasta dengan judul “The Man under Street Light” Disadur oleh Abhika