Permintaan Yang Terkabulkan
Perlahan-lahan saya melangkah memasuki gerbang di tengah desiran semilir angin malam. Pohon-pohon bergemerisik. Setelah itu sunyi. Hanya terdengar suara jengkrik yang bersahut-sahutan. Malam ini harus saya lakukan atau tidak sama sekali.
Di sinilah saya. Di Kampung Vietnam, daerah Galang, Batam. Sendirian berjalan menelusuri bangunan-bangunan reok di tengah malam. Bulan purnama bersinar terang. Menurut penanggalan Tionghoa hari ini adalah tanggal 15. Dan malam ini bukanlah malam biasa menurut penanggalan mereka. Sebab malam ini adalah bulan 7 tanggal 15.
Saya menelusuri jalan setapak. Tidak ada orang sama sekali. Lampu yang dinyalakan juga minim. Untunglah cahaya bulan cukup untuk menerangkan jalan. Saya melewati bangunan barak yang sudah hampir roboh itu. Dalamnya gelap gulita. Jendela-jendela tetap terbuka, tetapi tidak bisa saya melihat apapun di dalam sana. Tetapi saya juga bersyukur tidak melihat apa-apa di dalam sana.
Menurut kepercayaan Tionghua, bulan 7 merupakan saatnya pintu di akhirat terbuka lebar. Seluruh arwah-arwah yang selama ini terkurung di neraka, bisa kembali ke dunia manusia. Mereka bebas berkelana, jadi mereka memanfaatkan momen ini untuk kembali ke keluarganya. Namun ada arwah yang kurang beruntung, keluarganya sudah tidak mengakuinya, atau tidak menyembahyanginya lagi. Dari semua jenis arwah, arwah-arwah inilah yang paling kasihan.
Itulah sebabnya pada bulan 7, orang Tionghua membakar kertas dan menyediakan sesajian. Bukan hanya untuk anggota keluarga mereka yang meninggal, tetapi juga untuk arwah-arwah yang terlantar ini. Dengan harapan jika sudah tidak kelaparan, mereka tidak akan mengganggu manusia-manusia.
Gerbang neraka terbuka paling lebar pada hari ini. Oleh karena itulah, puncak sembahyang juga dilakukan hari ini. Namun saya berada di Bekas Camp Vietnam. Bukan untuk sembahyang saya ke sini…
Teringat lagi teman saya Aseng, rekan satu pabrik saya. Dia sempat memamerkan ponsel terbarunya. Ternyata dapat rezeki nomplok dia. Saya yang sedang membutuhkan uang karena sebentar lagi istri melahirkan, ingin sekali tahu apa yang dia lakukan.
Saya sudah pasrah. Saya tidak tahu harus ke mana lagi. Oleh karena itu, saya pun mengejar, apa yang sebetulnya dia lakukan. Bagaimana caranya mendapat uang sebanyak itu. Awalnya dia enggan membeberkannya. “Jangan, kamu tidak mungkin mau melakukannya..” Tetapi saya mendesak dia terus. Saya membutuhkan uang. Selama uang yang didapatkan bukan kejahatan, saya akan lakukan. Akhirnya diapun bersedia mengungkapkannya. “Sebenarnya gampang. Asal loe cukup berani aja…”
Caranya, minta 4 angka dari hantu.
Jadi saya sengaja mengunjungi ke kuburan yang ada di Kampung Vietnam. Aseng dua minggu lalu meminta angka togel di sini. Dan angka itu ternyata buka di urutan kedua! Bayangkan, urutan kedua!
Suasana di perkuburan jauh lebih angker, dibandingkan komplek pemukiman tadi. Tidak apa-apa demi istri dan calon anak pertama, saya harus melakukannya.
Saya mulai menata sesajian. Sengaja saya membeli buah, daging, nasi, dan bir, makanan yang bahkan tidak sering saya makan. Lalu saya tancapkan dua lilin. Membakar empat batang dupa. Saya pun sudah sengaja membawa kertas sembahyang untuk dipersembahkan kepada siapapun itu juga yang bersedia membantu saya…
Jadi menurut Aseng, selama lilin dan dupa masih menyala, saya bisa mulai memohon kepada mereka untuk mendapatkan 4 angka togel. Saya mengeluarkan kaleng kecil. Di dalamnya sudah berisi gulungan-gulungan kertas berisi angka “0” sampai “9”.
Sambil memejamkan mata, saya dalam hati memohon dengan tulus. Inilah sesajian yang saya sediakan. Mohon kesediaan saudara berkenan membantu saya. Berikanlah 4 angka…
Setelah itu saya mulai mengocok kaleng. Tiba-tiba keluar satu gulungan. Angka “5”. Saya mencatatnya kemudian memasukkan gulungan kertas ke dalam dan kocok lagi. Begitu berturut-turut sehingga akhirnya saya mendapatkan angka “5215”
Ya! Angka “5215”. Semoga angka ini bisa membantu saya. Selama membakar kertas sembahyang, saya mencium bau-bauan melati. Tidak seharusnya ada bau ini, pikirku. Tetapi saya sudah diajarkan, bahwa jangan berkomentar apa-apa ketika mencium bau wewangian di tempat yang tidak wajar.
Setelah itu tidak ada insiden apa-apa lagi. Saya pun beres-beres, membiarkan sesajian di sana dan pulang.
5215!
Angka 5215 muncul di urutan pertama! Saya hampir tidak mempercayai mata saya sendiri. Angka ini muncul di angka pertama! Saya kaya! Saya kaya! Hahaha!
Dengan uang sebanyak itu, saya tidak hanya bisa mengirim istri ke rumah sakit yang lebih laik untuk bersalin. Bahkan kami bisa memulai usaha kecil-kecilan. Iya ini merupakan perubahan nasib saya. Saya pasti bisa mengubahnya!
Hari ini tanggal 5 Februari. Seharusnya ini merupakan hari ulang tahun anak pertama saya. Tetapi ternyata nasib berkata lain. Istri saya mengalami keguguran. Bayi kami ternyata terserang virus toxoplasma, dan sebagian besar organnya sudah rusak. Wujudnya sudah sangat buruk. Saya belum berani memberi tahu istri saya. Dia masih istirahat di rumah sakit.
Tidak apa-apa, selama istri masih sehat, kita bisa berusaha lagi. Mungkin nasib akan berubah. Setidaknya sekarang kehidupan kami agak mapan.
Saya duduk sendirian di rumah. Entah mengapa semenjak beberapa hari ini di ruang tamu selalu tercium bau melati ini. Tapi ah, itu tidak penting. Saya harus menjemput istri saya besok pagi dari rumah sakit. Lebih baik segera tidur.
Leave a Reply