Cerita ini akan membuat malam ini kamu tidak bisa tidur. Gaya cerita seram ini meliki gaya yang mirip dengan Edgar Allan Poe di dalam ceritanya The Raven. Ingin tahu ceritanya seperti apa?

Saya terbaring di atas kasur saya. Sendiri dan resah. Saya mencoba mengganti posisi tidur beberapa kali untuk menemukan posisi nyaman. Tetapi yang saya dapatkan hanyalah kegelisahan. Malam ini terasa tidak normal. Saya bergeser, berpaling dan akhirnya menemukan posisi nyaman.

Saya mulai memejamkan mata. Sebenarnya tidak jauh berbeda. Kamar saya memang sangat gelap. Jadi saya pada dasarnya tidak bisa melihat apapun. Saya berbaring diam. Di tengah keheningan malam hari. Tubuh saya mulai terasa santai. Pikiran saya mulai terasa kosong. Saya mulai merasa bahwa saya sebentar lagi akan tertidur…

Namun keheningan malam tiba-tiba terpecahkan dan pikiran kalut saya langsung mengisi hati saya.

Tok…Tok..

Tidak diragukan, itu suara tangan mengetuk kaca jendela saya. Tetapi apa tujuan orang itu membangunkan seseorang di rumah melalui kaca jendela? Jika dia adalah perampok yang ingin memaksa masuk, sudah pasti suaranya keras, ricuh, mana mungkin dia mengetuk jendela? Jika dia adalah maling yang ingin mengendap-endap, tentu dia akan sehening mungkin memasuki rumah ini. Bagaimana mungkin dia mengetuk jendela?

Di dunia ini tidak ada yang namanya hantu. Saya sebetulnya bisa memberi sedikit kepastian dengan menoleh ke arah jendela. Tetapi hati kecil ini terlalu penakut untuk menoleh. Oleh karena itu, saya tetap menghadap arah sebaliknya. Takut melihat ketakutan terbesar saya berdiri di luar jendela sana.

Suara apakah itu? Mungkin burung yang terbang menghantam jendela. Sepertinya mustahil. Mungkinkah sekelompok anak kecil iseng, yang mengetuk beberapa kali sambil tertawa cekikikan? Mungkin saja. Atau mungkin ini sebenarnya hanya paranoia saya saja. Mungkin itu hanyalah suara kaca berderak, dan otak ini mengira suara ketukan.

Tok.. Tok..

Tidak, ini jelas-jelas bukan imajinasi saya. Sial. Anak kecil itu sungguh keterlaluan. Mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan reaksi yang mereka harapkan. Atau jangan-jangan ada orang gila di luar sana menunggu saya membuka sehingga dia langsung memecahkan jendela dan menyerang saya. Tidak, tidak, jangan berpikir begitu. Jangan paranoid. Lagipula dia di luar, saya di dalam. Selama tidak terdengar suara pecah, saya tetap aman.

Saya tahu saya aman. Hantu itu tidak ada. Lagipula saya tidak bergerak sama sekali. Semoga anak-anak itu mengira tidur pulas, dan membiarkan saya.

Tok.. Tok..

Tidak, ini tidak mungkin anak-anak. Tidak mungkin ada anak yang menunggu selama ini untuk mendapatkan reaksi. Sebuah reaksi dari pria bujangan yang tinggal sendiri. Mereka pasti sudah bosan dan ke tempat lain. Tetapi apakah itu? Jangan-jangan pembunuh berantai sedang mencari korban baru? Berpikir logislah! Hantu itu tidak ada. Jangan paranoid. Mereka di luar, saya di dalam. Selama tidak terdengar pecahan, saya tetap aman. Tetapi kalau bukan monster atau pembunuh, jadi apa itu? Mungkin tetap pura-pura tidur saja, sampai mereka pergi.

Tok.. Tok..

Ya Tuhan. Saya tidak bisa bertahan dengan suara itu lagi. Pergilah! Biarkanlah saya sendiri! Tidak ada harapan. Dia akan masuk ke sini, dan melakukan hal-hal mengerikan terhadap saya. Tarik napas. Saya bisa merasakan detak jantung saya. Cukup rileks saja.

Ingat hantu itu tidak ada. Mereka di luar, saya di dalam. Selama saya tidak mendengar suara pecah, saya tetap aman. Ulangi itu. Jangan membiarkan ketakutanmu menguasai dirimu. Pura-pura tidur saja. Jangan bergerak sejengkal pun.

Tok.. Tok..

Mereka di luar, saya di dalam. Selama saya belum mendengar suara pecah, saya aman. Hantu itu tidak ada. Saya berpura-pura tidur dan berdoa semoga ia cepat pergi dari sini.

Tok.. Tok..

Mereka di luar, saya di dalam. Selama saya belum mendengar suara pecah, saya aman. Hantu itu tidak ada. Hantu tidak ada.

Saya berbisik sendiri. “Mereka dia luar, saya di dalam. Selama belum terdengar suara pecah, saya aman. Mereka dia luar, saya di dalam. Selama belum terdengar suara pecah, saya aman. ”

TOK.. TOK..

Saya tidak tahan lagi! Saya akan gila mendengar ketukan itu terus! Setidaknya saya melihat apa itu, saya baru bisa agak lega! Tarik napas yang dalam. Saya ulangi diri sendiri.

“Mereka dia luar, saya di dalam. Selama belum terdengar suara pecah, saya aman.”

Saya menarik napas beberapa kali. Jantungku berdetak kencang. Saya perlahan-lahan memutar kepala ke arah jendela.

Jantung saya terasa seperti lepas dari dada saya. Saya terlalu takut untuk berteriak ataupun berlari. Sebuah bayangan pucat, dengan mata gelap bagaikan mutiara hitam menatap saya seolah-olah menembus jiwaku. Senyuman menyeringai muncul di wajah mengerikannya.

Jadi selama ini dia berdiri di dalam kamarku mengetuk jendelaku…


 

Kisah di atas merupakan salah satu kisah terseram di dalam CreepyPasta. Jika kalian ingin membaca versi asli di Inggris silahkan kunjungi Websitenya langsung di sini. Selamat malam, jangan tidur di dalam kamar yang berjendela.