Selamat Malam Pembaca, sebelum saya memulai Part 2, saya ingin menklarifikasikan bahwa gambar yang dipakai adalah ilustrasi untuk kejadian yang dialamin oleh tokoh utama. Penulis tidak ada niat untuk menjatuhkan siapapun karena sifat artikel disini hanya untuk hiburan semata. Saya akan melanjutkan kisah ruko berhantu ini setelah ditinggali Herman.

Sungguh terkejut saya melihat ada foto tuyul didalam jepretanku, saya rasa tidak bisa lagi saya menutupi hal tersebut, segera saya memberitahukan Herman (nama samaran) apa yang saya foto. Herman diam sejenak dan mengajak saya untuk duduk di McDonald depan mesjid itu. Dia menceritakan kepada saya, dia sudah mengetahui keberadaan para hantu dan mereka akan marah bila dia mencerita langsung di ruko itu juga.

Dikarenakan Herman sampai saat ini masih membuka dagang di sana, maka saya tidak akan menuliskan apa dagangannya, Menurut Herman kejadian aneh mulai ketika saudaranya dari Tanjung Batu menginap di ruko itu. Pernah sekali abang dan kakak ipar Herman tidur di salah satu kamar. Abangnya terbangun di tengah malam karena haus dan ingin mengambil air putih. Tetapi alangkah kagetnya melihat seekor kalajengking yang sebesar tangan orang dewasa hinggap di muka istrinya. Abangnya kaget dan tidak berani membangunkan istrinya, segera dihidupkan lampu dalam kamar dan tiba – tiba kalenjengking itu menghilang begitu saja, karena pas melihat kalenjengking itu dalam keadaan lampu remang, maka dia menganggap dirinya yang keliru ataupun halusinasi.

Foto ilustrasi muka kakak ipar Herman dihinggapi Kalenjengking

Kejadian berikutnya adalah ketika Herman melewati dapur. Muncul penampakan kalajengking lagi sebesar seekor kuda menunggu di sana. Mungkin para pembaca menganggap ini bagaikan film Journey To The West, tetapi itu lah yang terjadi. Herman segera kembali ke kamarnya dan berdoa untuk beberapa menit dan berteriak atas nama Tuhan yang dia percaya sambil melihat kembali.

Akhirnya Kalajengking itu sudah lenyap. Perlakuan para anggota keluarga hantu dengan saya dan Herman berbeda. Karena Herman selalu diganggu dalam hal yang lebih positif. Misalnya, barang dagangan Herman selalu disusun rapi oleh hantu – hantu itu.

Walaupun begitu Herman merasa terganggu juga bila mereka muncul di situ. Walaupun bertentangan dengan kepercayaan Herman, Herman akhirnya mendatangkan seorang suhu dari Myanmar yang kebetulan dia kenal dari saudaranya.

Suhu dari Myanmar ini sangat low profile, dia tidak menerima sumbangan uang berlebihan. Dia hanya menerima uang secukupnya untuk transportasi serta sangat senang menerima permen dan buah buahan. Setelah diceritakan kejadian dirumah, suhu mulai melakukan ritual – ritual di rumahnya. Kemudian Herman dipersilahkan duduk di lantai bersebelahan dengan suhu tersebut. Diruang itu masih ada 3 saudara Herman yang sedang menyaksikan acara ritual tersebut. Suhu Myanmar bisa berbahasa Tiochiu, oleh sebab itu tidak ada masalah dalam komunikasi. Setelah proses ritual akhirnya Suhu mulai berkomunikasi dengan para makhluk mistis tersebut, dari situlah kita mengetahui asal usul para keluarga hantu tersebut.

Ternyata para hantu yang menghuni di ruko ini betul-betul satu keluarga, Pada saat hidup, mereka sekeluarga adalah pelayan seorang Kapitan Belanda & Jepang yang bernama Tan Ah Kiaw.

Lukisan seorang kapitan. Kapitan adalah seorang perwira yang ditunjuk pemerintah kolonial untuk mengurus daerah jajahannya.

Tan adalah Kapitan di posisi kecil di Selat Malaka. Para keluarga hantu sebelum meninggal bekerja dengan Kapitan Tan yang baik hati dengan mereka hingga akhirnya Kapitan Tan meninggal tanpa wasiat, akhirnya keluarga ini dijual paksa sebagai budak oleh para VOC ke Batam dan akhirnya meninggal di rawa – rawa tepatnya di bawah ruko sekarang ini. Mereka meninggal tanpa alasan yang jelas, arwah mereka gentayangan sejak itu.

Menurut Suhu, Herman sangat mirip dengan Kapitan Tan dan para keluarga hantu mengira Herman adalah mantan tuannya. Walaupun sering muncul tetapi mereka tidak pernah menyusahkan Herman, malahan toko Herman di ruko ini selalu ramai dengan pengunjung karena aura pelaris oleh keluarga hantu ini.

Akhirnya Herman membuat kesepatan dengan para keluarga hantu melalui komunikasi oleh Suhu, mereka diharapkan tidak muncul di hadapan manusia tetapi mereka akan selalu diberi sesajen oleh Herman setiap minggunya. Hingga kini ruko tersebut sangat membawa hoki laris dengan jualan – jualan Herman. Nasib Herman juga berubah drastis, segala macam taruhan dan rencana bisnis yang dijalankan melalui ruko itu kini selalu membuahkan hasil yang menyukseskan.

 

TAMAT.