Pokemon Go merupakan game paling fenomenal saat ini. Game ini aslinya baru dirilis pada tangga 15 Juli 2016 di Indonesia. Tetapi ternyata sudah banyak orang yang sudah mulai memainkannya jauh hari sebelum tanggal perilisan resmi. Dan saya salah satunya. Namun pengalaman ini, menjadi pengalaman pertama kali.

Saya mendownload aplikasi ini dari sebuah website yang menyediakan file APK. Jadi sudah pasti bukan jalur resmi. Tetapi itu bukan masalah bagi saya. Pokoknya saya mau ingin memainkan game Pokemon Go ini.

Begitu memulai game ini, saya mulai langsung ketagihan. Saya bisa sengaja berjalan di bawah terik matahari hanya untuk mendapatkan Pokemon yang sangat jarang (rare). Apalagi hari itu sedang tidak ada jadwal kuliah. Saya bisa seharian di luar.

Sistem game ini menurut saya sangat canggih. Soalnya dia bisa memunculkan pokemon tipe hantu (ghost type) pada malam hari. Atau pokemon-pokemon tipe lainnya sesuai dengan lokasi dan kondisi yang ada. Nah cerita ini terjadi pada saat malam hari.

Saya masih ingat sekali kejadian waktu itu. Waktu itu saya sudah mendapatkan letak pokemon yang bernama Haunter, pokemon evolusi dari Ghastly. Setahu saya, pokemon jenis evolusi cukup jarang. Jadi tanpa banyak basa basi saya pun langsung pergi ke lokasi yang menunjukkan lokasinya.

Ternyata posisinya ada di belakang rumah yang dijual. Saya setiap kali selalu berjalan melewati rumah kosong ini, tetapi baru kali ini saya memperhatikannya lebih seksama.

Rumah itu setahu saya sudah terpasang “DIJUAL” semenjak saya kuliah hingga sekarang, setelah saya semester 5. Rumah itu tembok catnya sudah terkelupas, pintu rumah terlihat rongsok, dan bahkan jendela di lantai dua terlihat pecah.

Saya sempat agak bingung dengan penjualnya. Mengapa dia tidak merenovasi rumah itu sebelum menjual. Bagaimana mungkin ada orang yang mau membeli kalau rumahnya begitu? Tetapi belakangan saya dengar cerita dari ibu penjual warteg yang gak jauh dari rumah itu. Katanya dulu seisi pemilik rumah ini dibunuh oleh perampok. Setelah itu gak jelas lagi siapa pemilik rumah itu.

Yang pasti, gara-gara cerita pembunuhan, dan terlalu lama kosong, rumah ini dianggap sangat angker.

Tetapi hari ini, bukan masalah bagiku. Saya bukan tipe orang yang percaya hal-hal mistis atau gaib. Toh, posisi Haunter ada di belakang rumah, bukan di dalam. Saya cukup masuk ke pekarangan dan ke belakang, tangkap Haunternya dan segera menyelesaikan misi ini sebelum dilihat orang lain (dan dikira gila).

Untungnya saya sudah mengumpulkan cukup banyak Pokeball untuk melakukan hunting ini. Saya menatap layar handphone, jam menunjukkan 22.13. Suasana di sekitar sudah sepi. Tidak mengherankan mengingat ini masih dalam masa liburan Lebaran. Semua pada mudik. Hanya saya yang tetap di kost, karena lagi gak pengen pulang saja.

Untuk masuk ke belakang rumah tua itu, saya harus melewati pagar pembatas. Untungnya pintu pagar ini gak digembok, jadi saya bisa langsung lewat. Saat saya mencoba menggeser grendel pagar. Tetapi ternyata susah sekali. Sepertinya gara-gara rongsok terlalu lama, pagar ini sangat sulit digeser. Saya tidak peduli lagi suara berisik karena menggoyang-goyang gerendel, yang penting masuk dulu.

Akhirnya pintu pagar terbuka, saya berjalan masuk. Sandal saya menginjak rumput basah karena embun di malam hari. Saya melihat sekilas rumah kosong itu. Terutama di lantai dua yang jendela pecah itu. Entah apa yang diharapkan saya ketika menatap sana. Mungkin karena insting saya mengatakan ada sesuatu di sana? Saya menggeleng-geleng sambil tersenyum sendiri menertawakan imajinasi saya.

Terdengar suara jengkrik bernyanyi di malam yang sunyi. Tidak ada orang yang lalu lalang sama sekali, walaupun ada suara bising tadi gara-gara saya membuka pintu pagar. Saya menatap kembali layar handphone. Posisi Haunter masih ada di situ.

Pokemon Haunter yang sedang coba diincar saya

Pokemon Haunter yang sedang coba diincar saya

Buru-buru saya langsung berjalan ke samping untuk mencapai belakang rumah. Seumur-umur, belum pernah saya masuk ke pekarangan rumah kosong ini. Apalagi sampai masuk ke belakang rumah.

Dan…. Yes!

Haunter ada di situ. Dari handphone saya melihat posisi Haunter. Saya sengaja mengaktifkan Augmented Reality agar lebih nyata. Saya mulai melempar pokeball-pokeball ke Haunter-nya. Tetapi dasang memang Haunter ini memiliki CP yang lumayan tinggi, jadi tidak sederhana untuk menangkapnya. Diperlukan sedikit strategi dan keberuntungan. Di saat saya sibuk berkutat lempar pokeball, saya tiba-tiba menyadari ada suatu bayangan di belakang Haunter…

Saya mulai merasa sekujur tubuh lemas.

Posisi handphone saya saat itu sedang mengarah ke Haunter, dan saya sedang menghadap belakang rumah. Saya tidak memperhatikan rumah dari tadi karena begitu melihat si Haunter, semua perhatian saya terfokus padanya. Tetapi sekarang saya melihat itu.

Tepat di jendela lantai 1 rumah itu. Ada bayangan orang…

Saya melihatnya melalui layar handphone. Saya tidak berani melihat langsung. Jadi mencoba menggeser handphone sedikit untuk memastikan apakah itu gambar dari game atau memang ada sesuatu di jendela. Saya mencoba menggeser sedikit dan memeriksanya kembali. Tetapi saya melihat dengan seksama, memang benar, bayangan agak transparan di jendela sana. Apapun itu, dia sedang tidak melihat saya. Mungkin dia tidak menyadari kehadiran saya. Saya memang dari tadi tidak begitu berisik.

Haunter di layar saya sudah tidak saya peduli lagi. Saya perlahan-lahan berjalan ke samping untuk pergi dari sini secepatnya. Perlahan-lahan saya melangkah, dan untuk terakhirnya saya melihat layar telepon genggam saya apakah bayangan itu ada, dan…

BAYANGAN ITU MENATAP SAYA!!!

Sial! Bayangan itu menatap saya! Saya langsung lari terbirit-birit, sejauh-jauhnya. Saya tidak tahu bagaimana ceritanya, tetapi saya akhirnya sampai juga di kost saya. Padahal biasanya lari sebentar saja saya sudah tidak sanggup. Tetapi anehnya kali ini saya bisa berlari secepat itu. Saya kembali menatap layar handphone saya…

Ugh, layar handphone saya freeze. Biasanya sering terjadi karena server Pokemon Go-nya yang sedang down. Di layar juga masih terlihat wajah bayangan itu.

Dengan tangan yang masih gemetaran saya buru-buru tutup handphone untuk direstart. Tetangga sebelah saya menatap saya dengan mata terbelalak saat saya membuka kunci pintu kamar. Mungkin dia heran mengapa malam-malam saya keringatan. Saya tidak peduli. Saya buru-buru masuk kamar, soalnya entah mengapa di luar terasa agak dingin…