Cerita ini saya dengar dari teman yang sempat berada di luar negeri. Pada saat itu ada 5 orang pendaki yang naik gunung di Eropa sana.

Kejadian nahas pada saat mereka turun, terjadi badai salju hingga mengakibatkan kecelakaan yang menewaskan salah satu dari teman mereka. Jalur basecamp pertama masih jauh. Namun mereka enggan meninggalkan jasad teman mereka. mereka memutuskan membawanya turun.

Selama turun persediaan logistik mereka semakin menipis. Hari ketiga, logistik mereka habis. Mereka sampai ke pos kedua dari kaki gunung. Besok mereka sudah pasti akan mencapai basecamp pertama.

Pos kedua ini hanyalah sebuah gubuk kecil. Dalam gubuk itu kosong dan tidak ada penerangan sama sekali. Mereka berempat meletakkan jasad teman di tengah-tengah. Karena tanpa makanan, bahan bakar dan penerangan, mereka malam itu merasa lapar dan dingin. Tetapi mereka tidak ingin tidur. Jadi mereka memutuskan untuk melakukan permainan “Four Corner” (empat sudut) agar tetap terjaga walaupun kondisi di gubuk gelap gulita.

Cara mainnya sederhana. Masing-masing orang duduk di tiap sudut. Empat sudut ini tandai A, B, C dan D.

Pertama-tama orang di sudut A akan berjalan dan menyentuh orang di B. B yang disentuh maka harus berjalan ke sudut C dan menyentuh orang yang tunggu di situ. Pada saat giliran berikutnya si C yang sentuh D.

Dan begitulah mereka melakukan semalaman di dalam kegelapan hingga matahari mulai muncul.

Akhirnya mereka berempat selamat sampai di basecamp, dengan jasad teman mereka.