Sering kita mendengar orang yang renta sebelum meninggal, hari-hari terakhir mereka sangat sehat dan semangat. Yang biasanya pikun bisa tiba-tiba sangat sadar, seolah-olah ingin mengucapkan perpisahan? Nah, terkadang mungkinkah hantu juga bisa mengucapkan perpisahan?


Saat seseorang akan meninggal, kesadarannya jelas atau samar-samar? Pada saat seseorang meninggal, sebetulnya ikatan antara tubuh dengan roh apakah terlepas? Sungguh merupakan sebuah pertanyaan besar bagi saya pribadi..

Pada saat praktek di rumah sakit itu, gua cukup dekat dengan seorang nenek, yang kebetulan semarga, dengan gua. Umurnya hampir sama dengan nenek kandung gua sendiri. Mereka juga sama-sama pernah mendapat pendidikan sampai tingkat SMA kelas 3 di sekolah putri pada masa kependudukan Jepang (sekarang bernama Sekolah Menengah Atas Putri Zhongshan), makanya banyak topik yang bisa kami bicarakan.

Nenek ini sebetulnya bukanlah pasien tim gua, jadinya gua hanya bisa jenguk beliau pada saat jaga shift dan kalau ada waktu luang. Lalu ada satu waktu gua harus jaga di tempat lain, akhirnya tidak bertemu dengan si nenek lagi.

Sebulan kemudian, akhirnya gua balik kembali ke tempat semula. Di satu malam, gua saat itu lagi sedang mengetik jurnal medis, tiba-tiba si nenek menghampiri. Gua melihat si nenek itu tentu saja senang sekali. Langsung gua berdiri dan langsung menyapanya.

Gua : “Nek, dah lama gak jumpa. Wah, sekarang sudah bisa berjalan?”

Nenek: “Iya. Terima kasih yah atas perhatiannya selama ini, apalagi sering menemani nenek. Kamu betul-betul seorang dokter yang baik.”

Gua : “Gak lah Nek. Bulan lalu saya gak di sini. Gak bisa temanin kamu. Maaf yah.”

Nenek : “Gak apa-apa. Nenek ngerti kamu juga sibuk. Nenek besok sudah akan keluar dari rumah sakit ini, jadi mau ucapkan terima kasih.”

Gua : “Baik Nek. Melihat nenek sehat-sehat saja, saya sudah sangat senang sekali. Sekembali ke rumah harus jaga diri baik-baik yah Nek”

Nenek : “Ya… Malam. Sampai ketemu lagi.”

Dokter dan Nenek berbicara sebentar di sini. Kemudian beberapa saat kemudian nenek sudah menghilang di koridor ini, dan tiba-tiba lampu merah menyala.

Dokter dan Nenek berbicara sebentar di sini. Kemudian beberapa saat kemudian nenek sudah menghilang di koridor ini, dan tiba-tiba lampu merah menyala.

Sehabis bicara nenek berjalan menuju lorong yang satu lagi. Aneh, seingat gua kamar nenek harusnya ada di lorong yang satu lagi. Mungkin dia sudah pindah kamar? Pada saat gua balik mau tanya ke perawat, malah melihat ekspresi aneh si perawat ke gua. “Kamu lagi ngomong sama siapa tadi?”

“Barusan gua….”

Belum sempat gua selesaikan kalimat gua, tiba-tiba ada lampu merah menyala. Si perawat langsung menekan tombol, terdengar suara di mic, “Jantung nenek sudah berhenti!”

Gua bersama perawat berlari ke kamar untuk melihat. Ternyata yang terbaring itu adalah nenek tadi. Ada cairan putih yang menodai bantal dan kasur, yang seharusnya disebabkan oleh cairan dari lambung. Layar mesin ECG hanya menampilkan sebuah garis lurus. Dikarenakan ada instruksi DNR, jadi saya cukup mengumumkan waktunya dan mematikan mesin ECG-nya.

Melihat wajah kepergian nenek yang damai, gua rasa beliau hanya ingin mengucapkan selamat tinggal…


Instruksi “DNR” adalah kepanjangan dari “Do Not Resuscitate” sebuah permohonan dari pasien (atau perwakilan dari pasien) untuk jangan diselamatkan lagi apabila pernapasannya berhenti, atau jantungnya berhenti. Itu sebabnya sang tokoh utama tidak melakukan usaha penyelamatan lagi, ketika jantung sang nenek berhenti.

Kisah misteri kali ini cukup mengharukan bukan? Apakah kalian pernah menemukan kisah seperti ini?

(Bersambung ke Cerita Hantu Rumah Sakit di Taiwan Bagian 9)