Buat yang percaya adanya hantu, ketika seseorang meninggal di rumah sakit, apakah arwahnya akan tetap di rumah sakit, ataukah ke tempat lain? Kalau di Taiwan, mereka percaya arwah mungkin saja akan “tertinggal” di rumah sakit. Oleh karena itu di sana mereka ada satu kebiasaan unik ketika seseorang baru saja meninggal…


Ada yang bilang, ketika seseorang akan meninggal, pikirannya akan mulai menghilang dan kesadarannya akan semakin pupus. Makanya konon katanya terkadng ada orangnya sudah meninggal, tapi rohnya malah masih tertinggal di situ.

Ketika sadar dirinya telah meninggal, malah gak ingat jalan pulang. Biasanya untuk menghindari kejadian memilukan seperti ini, para dokter kadang-kadang ada kebiasaan kecil tertentu. Contohnya, pada saat mencabut selang infus ada dokter yang bakal bilang “Supaya kamu bisa berjalan dengan tenang, saya sekarang akan melepaskan selang ini!”

Lalu pada saat memindahkan jenazah juga harus pelan-pelan, harus minta anggota keluarga memanggil namanya secara pelan-pelan. Ini maksudnya untuk meminta si almarhum agar ikut pergi bersama-sama jenazahnya. Kalau lokasinya di ruang ICU, karena semuanya kelihatan hampir sama (sekujur tubuh terpasang selang dan terpasang alat bantu pernapasan), seluruh kamar lain harus ditarik tirainya, ini tujuannya biar rohnya tidak salah kenal.

Kamar pasien yang kosong ini mungkin saja sebenarnya “berisi” arwah-arwah pasien yang tidak bisa menemukan jalan pulang dan menetap di sini

Waktu itu ada satu kisah yang menyedihkan. Seorang anak kecil dengan penyakit atresia bilier turunan. Dia sudah agak besar. Ibunya berusaha keras merawat diri dengan sungguh-sungguh hingga berhasil menghilangkan lemak hatinya. Jadi akhirnya ibunya yang menjadi donatur organ hati untuk anaknya. Oleh karena itu, tim rumah sakit pun melakukan operasi transplantasi organ hati.

Sayangnya operasi pada sang anak mengalami banyak masalah. Bekas operasi Kasai terdahulu, membuat perutnya adhesi parah, di tengah operasi, juga kehilangan banyak darah, terakhir terjadi kebocoran empedu yang parah. Kemudian di perutnya ada segumpal abses. Setelah dikeringkan, terjadi kegagalan berbagai organ. Akhirnya seorang anak kecil yang dulunya sangat lincah, kini hanya bisa tidur diam saja.

Masih ingat pada saat awal-awal ayahnya terus-menerus menyemangatinya : “Ayo, kalau perutmu sudah baikan, Papa ajak kamu naik kincir ria!” Namun belakangan orang tuanya pun tidak tega untuk masuk kamar untuk menjenguknya.

Sang anak kecil itupun pada akhirnya berpulang. Melihat tangan dan kakinya yang mungil di atas ranjang yang terlalu besar untuk ukurannya, selalu membuat saya galau. Apalagi pada saat sang ibunya memegang erat tangan mungil si anak kecil itu. Pemandangan itu betul-betul membuat orang terenyuh.

Ayahnya hanya bergumam sendiri di samping saya, “Dulu dia sangat lincah. Senang main petak umpet di rumah, suka lari-lari” Gua gak tahu harus menghibur dia dengan kata-kata apa, jadi hanya bisa berdiri terpaku diam saja…

 

Ruangan ICU selalu sibuk tiada henti, setelah mengantar kepergian si adik, giliran seorang kakek masuk ke ICU untuk menjalani pemeriksaan. Keesokan harinya, di kamar inspeksi, gua melakukan pengecekan rutin. Pada saat itu kondisi kakek gua lihat sudah lumayan, jadi gua memutuskan untuk melepaskan selangnya. Sorenya ketika melakukan pengecekan lagi, melihat kondisi si kakek semakin membaik, jadi gua pun memutuskan obrol-obrol sebentar dengan beliau.

Gua : “Bagaimana kondisinya Kek? Perut masih kerasa sakit?”

Kakek : “Sudah enggak. Dah lumayan.”

Gua : “Baguslah. Besok Kakek sudah boleh kembali ke ruang rawat inap biasa.”

Kakek : “Baik, baik. Oh ya, tolong omong ama satu anak kecil jangan di samping ranjang orang lari mondar mandir terus yah. Ini orangtuanya di mana yah, kok ga dijaga!”

Gua : “…..”


Demikian secuil kisah Hong Haoyun. Mungkinkah si Kakek ini melihat si anak kecil itu? Tidak ada yang akan tahu. Rumah sakit memang banyak begituannya.

(Bersambung ke Cerita Hantu di Rumah Sakit Taiwan Bagian 7)