Saat saya masih remaja, saya selalu ikut camping musim panas. Biasanya acaranya diikuti anak-anak dan berlangsung 10 hari berkemah di dalam hutan. Paginya selalu penuh dengan aktivitas olahraga yang menguras fisik. Jadi sore dan malamnya enggak ada begitu banyak kegiatan lagi…

Cerita ini terjadi di satu sore. Kami mulai saling berbagi cerita seram. Ketika sedang mereka sedang cerita seram, sebuah ide nakal muncul. Jadi setahun lalu saya belajar trik bagaimana memanipulasi bandul agar bergerak sesuai keinginan. Nah, idenya adalah mengelabui mereka kalau saya bisa memanggil arwah.

Keesokan harinya, saya cerita ke mereka kalau saya ada kejadian aneh saat menggunakan bandul. Dan akan sangat menarik kalau saya bisa mengulangi lagi kejadian tersebut.

Akhirnya sorenya kami pun berkumpul lagi. Karena ini lagi di hutan dan saya gak bawa pendulum, kami membuat pendulum sendiri dengan memanfaatkan kawat bergelung (seperti pegas) kotor dan seutas benang yang ditemukan di tanah. Jadi jugalah bandul sederhana. Sekali lagi semua mengeliling api unggun. Saya memulai ritual kompleks yang seratus persen hasil karangan saya untuk momen ini.

Ketika malam semakin larut, saya perlahan-lahan membangun nuansa, menunggu suara gemerisik semak-semak. Saya menjelaskannya ke mereka kalau ada angin berarti itu tandanya “itunya” sudah tiba.

Dan semuanya sempurna. Ada suara gemerisik, jadi saya pun mulai membuat pertanyaan. Dan diam-diam saya menggoyangkan bandulnya untuk menandakan jawaban. Saya bisa melihat wajah tegang mereka. Itu dilakukan beberapa saat kemudian sebagai penutup, saya mengakhiri aksi ini dengan melempar bandul itu ke api unggun untuk “mengantar” pulang. Kerennya, saat saya melempar ke api, sekilas apinya berwarna hijau. Saya rasa kawat tembaga dan momen yang pas membuat efek yang dramatis.

Saya sangat menikmati saat-saat itu. Dan saya berencana melakukannya beberapa malam, sebelum mengaku semuanya. Setelah pertunjukkan saya, masing-masing pun kembali ke tenda untuk tidur. Tetapi bisakah mereka tidur?

Tentu saja tidak ada yang bisa tidur nyenyak. Semuanya mengalami mimpi buruk. Dan itu masih belum cukup seram. Yang paling menyeramkan adalah saya terbangun dengan keadaan tidak bisa bernapas. Betul-betul dalam keadaan tersedak.

Saya tidak mengerti sampai saya menggerakkan badan dan menyadari ujung sleeping bag saya masuk ke dalam kerongkonganku hingga melewati jakun..

Tentu saja keesokan harinya saya langsung jujur dengan semuanya kalau semalam semua itu hanya candaan. Tetapi tidak ada yang percaya. Saya sendiri pun mulai sangsi apa yang terjadi semalam. Semenjak itu, saya tidak berani menyentuh bandul lagi.

Penulis: Danny Hach