Setelah kejadian tadi, saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya hanya rebahan hingga pagi hari.

Hanya saat ada suara aktivitas orang terdengar di luar kamar, baru saya berani bangun dari ranjang. Saya melihat si C tidur sangat nyenyak. Si A (A tidur di ranjang yang satu lagi) juga sudah bangun. Saya bisa melihat wajahnya yang tegang. Kemungkinan besar dia juga terbangun semalam.

Saya dan A mencocokkan kejadian semalam di kantin. Dan sebagian besar tidak berbeda. Hanya saja si A bilang, ketika si C tutup pintu, dia langsung naik ke atas ranjang. Tidak seperti yang saya bayangkan. Tetapi yang pasti kejadian semalam sudah pasti bukan imajinasi saya.

Karena masing-masing dari kami nantinya masih ada kelas perkuliahan, kami berdua pun balik ke kamar. Ketika sampai di kamar kami bangunkan si C. Anak itu terlihat jelas tidak cukup tidur. Dia bilang dia sedang sibuk susun skripsi, jadi sangat capek. “Apa kamu semalam sempat bangun?” tanya kami penuh selidik.

“Mana mungkin bangun. Bahkan saya tidurnya aja gak bermimpi…”

Saya pun menceritakan kembali kejadian semalam ke dia. Pas awal-awal dia menganggap kami sedang bercanda. Dia tuduh saya dan A sudah kongkalikong untuk menakut-nakuti dia. Jadi bagaimanapun dia tidak pencaya.

Setelah memutar otak lalu terpikir sebuah ide, saya naik ke atas ranjangnya dan ambil bantalnya. Dan memang, bantalnya masih terasa agak basah. Itu membuktikan dia semalam memang membenamkan kepala ke bak.

Pada saat itulah dia mulai agak percaya. Dari wajahnya juga kelihatan ekspresi horor. Memanfaatkan momen ini, saya pun menceritakan ulang apa yang dijelaskan teman saya yang paham Tao waktu itu. Tentang bagaimana ular merepresentasikan arwah. Lalu bagaimana permainan jelangkung kita mungkin sudah tidak sengaja memanggil arwah yang sangat jahat…

Mulut mereka menganga mendengar penjelasan saya. Terutama si C, wajahnya terlihat pucat pasi.

Si C bilang dia punya satu kenalan, seorang Pendeta Tao. Mungkin dia bisa meminta bantuan pendeta tersebut. Saya lalu sarankan mending coba ketemu teman saya yang paham Tao itu dulu.

Toh kami pun sudah tidak berniat tinggal di kamar “berhantu” ini lagi. Apalagi 3 bulan lagi kami sudah akan lulus.

Saya akhirnya menghubungi teman Tao saya untuk ketemu lagi. Awalnya saya bermaksud ingin mengajak semua anak-anak juga, tetapi si C begitu selesai kelas sudah langsung pulang ke rumah barunya. Mungkin dia masih takut.

Oleh karena itu, hanya saya dan si A yang bertemu dengan teman Tao ini. Saya merunut kembali kejadian malam kemarin ke dia. Setelah dia mendengar seluruh cerita dari awal sampai akhir, dia menghirup napas dalam-dalam.

Dengan nada berat dia mengatakan roh yang mengganggu di kamar ini adalah roh terikat di bumi alias arwah yang jahat. Malah ini tergolong arwah yang sudah sangat tua.

Mengapa disebut “tua”? Karena arwah ini sangat licik. Dan, bisa saja sebelum-sebelumnya dia sudah pernah mencelakai manusia.

Sejujurnya, selama ini saya belum pernah melihat ekspresi tegang dia seperti begini. Saya sangat berharap dia hanya menakut-nakuti kami.

Biasanya di tengah penjelasan saya selalu menyela dia dengan pertanyaan. Itu sebabnya dia selalu sengaja diam beberapa saat menunggu mungkin saya ingin bertanya apa. Tetapi kali ini saya diam seribu bahasa. Akhirnya dia langsung melanjutkan lagi…

Kemungkinan besar saat permainan jelangkung kalian selesai, arwah ini tidak keluar dari kamar. Malah arwah ini berdiam di dalam kamar mandi. Besar kemungkinan dia menetap di dalam bak airnya.

Bisa dilihat dari gejala air panas di bak yang tiba-tiba mendingin dalam waktu singkat. Dan satu hal, arwah yang bisa membuat air mendingin dalam waktu sesingkat itu menandakan kekuatan arwah ini sangat kuat. Sebegitu kuatnya sehingga bahkan energi Yin-nya mampu mempengaruhi dunia nyata.

Untuk mampu mengumpulkan energi Yin sebanyak itu, dibutuhkan usaha yang tidak sebentar. Itu sebabnya bisa diketahui roh itu sudah cukup berumur di dunia alam sana. (Itulah juga salah satu alasan mengapa disebut “tua”).

Lalu, bagaimana bisa diketahui roh ini pernah mencelakai orang lain? Dengan melihat kemampuan arwah itu, seharusnya untuk merasuki si C tidak ada masalah. Pada saat si C membelakangi tembok saat main jelangkung, arwah ini sebetulnya sudah bisa langsung merasukinya.

Hanya saja, cara seperti ini akan melukai arwah itu sendiri. Oleh karena itu, dia melakukan hanya di saat yang tepat. Kelihatan sekali kalau arwah itu sudah berpengalaman mengenai hal ini.

Target yang diincarnya adalah si C. Dan hanya dilakukan hanya pada saat malam, di mana energi Yin sedang tinggi-tingginya dan pada saat si C sedang tidur nyenyak.

Ketika seseorang sudah tidur pulas, Jiwa Utama-nya akan keluar dari badan. Itu sebabnya energi Yang di dalam tubuh dalam kondisi selemah-lemahnya. Sehingga kondisi saat itu merupakan momen terbaik bagi arwah jahat itu untuk masuk.

Namun sebenarnya arwah-arwah biasa tidak akan sembarangan merasuki tubuh manusia, karena bisa membahayakan arwah itu sendiri. Ketika suatu arwah masuk ke tubuh manusia, ada kemungkinan energi Yin-nya rusak. Seberapa besar kerusakan, bergantung pada kekuatan dan kemampuan arwah itu sendiri.

Selain itu, masuk ke tubuh manusia pada saat tidur, jika roh tersebut tidak berhasil menekan Jiwa atau Roh di tubuh manusia, maka Jiwa dan Roh di tubuh akan memberi peringatan ke tubuh, sehingga Jiwa Utama akan langsung kembali. Begitu Jiwa Utama kembali ke tubuh, energi Yin roh itu akan mengalami kerusakan yang sangat-sangat parah. Kalau energi Yin sudah rusak parah, maka roh itu akan hangus. Tidak ada kemungkinan untuk bereinkarnasi lagi.

Arwah yang berdiam di kamar ini hanya beraksi di tengah malam, yakni di saat energi Yang paling rendah. Ketika sudah berhasil merasuki tubuh, dia akan membenamkan kepala teman kami itu ke dalam bak air di kamar mandi untuk mengurangi energi Yang dia. Begitu energi Yang sudah sangat sedikit, maka nyawa teman kami pun akan diambil olehnya.

Arwah ini juga sangat berhati-hati dalam beraksi. Sebelum dia bergerak dia akan “memantau” keadaan sekitar apakah semua sudah tidur. Dia khawatir jika ada yang bangun dan melihat kelakuan aneh C, C akan dibangunkan. Jika kondisinya sudah tidak aman, maka dia bisa dengan segera meninggalkan tubuh. Itulah sebabnya dia sangat licik!

Jujur, kasus seperti ini, baru pertama kali teman Tao saya itu menemuinya…

(Bersambung)