Malam yang tenang, kamu memperhatikan pemandangan di luar jendela rumah. Tiba-tiba, sebuah bayangan yang ada di luar pekarangan berjalan mendekatimu. Apakah yang akan kamu lakukan?

Pengalaman ini dialami oleh saya pada saat usia 7 tahun. Dulu saya memiliki teman baik, namanya Tony. Saya sering diajak dia bermalam di rumahnya saat malam minggu. Jadi saat itu pun tidak perkecualian, saya menginap di rumahnya.

Pada saat sore harinya kami seharian main game. Lalu saat malam hari, kami berdua di ruang tamu. Di ruang tamu rumah Tony ada sofa yang bentuknya adalah sofa bed, alias ada bagian sofa yang bisa ditarik memanjang sehingga menjadi tempat tidur. Biasanya kami tidur di situ.

Seperti biasa kami main lempar-lemparan bantal. Tetapi setelah mulai bosan, akhirnya kami menyalakan televisi. Tony tidur-tiduran sambil nonton televisi. Sedangkan saya melihat keluar jendela.

Di samping sofa terdapat sebuah jendela kaca besar yang bisa melihat pekarangan di luar. Bayangan tayangan televisi terpantul di sudut kiri atas jendela. Sebagai seorang anak kecil, hal ini merupakan hal yang sangat menarik bagi saya. Saya melompat ke bagian sofa sisi lainnya untuk memperhatikan bayangan televisi di jendela itu lebih jelas.

Setelah malas memperhatikan bayangan TV, saya memperhatikan bulan yang bersinar terang di langit. Lalu mengarah pandangan ke pekarangan yang cukup terang karena disinari rembulan. Saat saya melihat ke arah lain, tiba-tiba saya menyadari ada sesuatu di pekarangan tadi. Saya kembali melihat ke arah pekarangan di luar….

Mata saya menatap lurus ketakutan, dan enggan berpindah. Ada sebuah bayangan berbentuk manusia berdiri di tengah pekarangan.

Bayangan itu mulai berjalan mendekati saya. Jantung saya berdetak kencang. Saya pikir itu mungkin hanyalah imajinasi saya. Saya mencoba memejamkan mata lalu membukanya lagi, tetapi bayangan itu masih ada, dan kali ini sudah berjalan semakin dekat.

Semakin dekat, saya bisa melihatnya lebih jelas, bayangan itu tidak ada wajahnya. Dan dia agak transparan. Itu membuat saya semakin takut. Tidak tahu harus apa-apa, saya cepat-cepat menutup jendela dengan tirai, dan menutup mata.

Ketika menutup tirai, tangan saya bahkan bergetar sedemikian hebatnya. Di dalam hati saya terus berdoa. Setelah agak tenang, saya membuka mata dan memberanikan diri membuka tirai melihat keluar.

Bayangannya sudah hilang. Tapi hilang ke mana?

Saya pribadi awalnya mengira itu adalah bayangan televisi, tetapi kemungkinannya kecil, karena bayangan televisi ada di kiri atas, bukan di tengah jendela. Kalau bayangan Tony sendiri, juga tidak mungkin karena dia mengaku dari tadi terus tidur-tiduran di kasur sofanya itu. Saya sendiri juga sesekali melihat dia, dan dia memang dari tadi hanya menonton televisi.

Sampai sekarang saya tidak tahu apa sebetulnya yang saya lihat. Menurut kalian apa itu yang mungkin?

-D