Akhirnya aku masuk SMA. Sekolah baru ini jauh lebih gede dibanding sekolah SMP aku yang dulu. Mungkin karena siswanya lebih banyak kali yah. Tapi dari semuanya, ada satu hal yang paling menarik bagiku. Toilet tua di belakang…

Akhirnya aku masuk tahun ajaran baru, masuk sekolah baru. Setelah liburan cukup lama, aku mulai semangat lagi masuk ke sekolah. Orang itu memang aneh yah. Di saat sekolah berharap bisa secepatnya liburan, eh pas liburan harapannya bisa cepat-cepat masuk sekolah..

Hari orientasi kami dibawa senior keliling sekolah. Ada melewati kelas-kelas 10, 11 lalu 12. Ada empat gedung yang mengitari lapangan basket di tengah. Mereka menyebutnya Gedung Utara, Gedung Selatan, Gedung Barat dan Gedung Timur. Kalau kita masuk ke sekolah, biasanya lewat Gedung Selatan.

Kita dikenali di mana perpustakaan, kantin, lab biologi/kimia, lab komputer dan ruang kantor guru. Seniornya dengan semangat menjelaskannya, setiap ruangan seperti pemandu tur mengajak turis melihat objek wisata. Kami anak-anak satu kelas sekitar 40an orang mengikut dengan semangat. Kakak seniornya lumayan cerewet, kalau menurut pendapat aku. Dia menjelaskan semua ruangan dengan detail. Misalnya, kalau lab komputer bisa dipakai buat Internet, atau perpustakaan aturan pinjamnya maks 2 buku, dan harus dibalikkan dalam dua minggu.

denah-sekolah-jefri

Tetapi ada satu hal yang menarik, pada saat kami melewati antara Gedung Utara dan Gedung Barat. Ada bangunan kecil di belakang Gedung Utara. Cat dinding terkelupas. Ada 4 pintu berjejer, jadi sepertinya itu toilet. Sebetulnya agak aneh ada bangunan itu, mengingat gedung-gedung yang lain bagus-bagus semuanya. Cuman bangunan kecil ini yang di situ. Namun yang paling aneh adalah pintunya dipalang…

Hanya lihat sekilas soalnya tempatnya tertutup. Senior yang mengantar kami juga tidak komentar apa-apa saat lewat sekilas.

“Kak, itu bangunan apa yah?” tanya salah satu siswa. Aku yang dari tadi diam, pun ikut penasaran.

Si kakak gelagapan. Sepertinya dia tidak tahu kalau ada yang bakal bertanya bangunan tua itu. Siswa-siswa lain mulai penasaran berhenti dan ikut melihatnya.

“Itu hanya bangunan tua. Yuk jangan lama-lama di sini. Yuk-yuk” ajak si kakak.

Satu senior yang lain ikut mendorong anak-anak baru agar maju, jangan berhenti di tengah jalan.

Kami kembali ke kelas kami, Gedung Barat lantai 1, kelas X-2. Anak-anak masih heboh dengan gedung tadi. Mulai deh cerita aneh-aneh. Si kakak kembali sibuk menenangkan mereka yang sibuk bicara sendiri. Namun berangsur-angsur reda juga, soalnya disuruh untuk gambar denah sekolah tadi dan dikumpulkan.

 

Saya pulang naik mikrolet. Hari pertama orientasi di sekolah biasa-biasa saja. Daniel dan Doris pasangan kembar cowok cewek sudah temenan dengan aku semenjak SD juga di dalam angkot yang sama. Kebetulan kami bertiga satu kelas di X-2, jadi kejadian tadi mereka juga tahu dan sekarang diskusi soal toilet tua tadi. Tapi dasar mereka memang hobi cerita mistis, mereka dalam waktu singkat sudah menarik kesimpulan bahwa bangunan toilet itu ada penunggunya, sehingga dipalang agar tidak digunakan siswa.

Satu kakak senior cewek yang duduk di samping saya dari tadi mendengar ocehan pasangan kembar itu hanya senyam-senyum. Doris lalu dengan penasaran tanya kakak senior itu, apakah teori mereka benar.

Kakak itu pun menjawab, “Sejujurnya semenjak gue masuk sampai sekarang, juga gak tahu kenapa gedung ini dipalang. Tapi info yang beredar memang benar bahwa di situ ada penunggunya. Soalnya banyak cerita penampakan. Cuman gimana ceritanya sampai dipalang tidak ada yang tahu. Guru-guru dan petugas di sekolah ini tidak ada satupun yang mau komentar.”

Si pasangan kembar itu kembali menebak-nebak kira-kira apa yang menyebabkannya sampai dipalang. Mungkin ada yang tewas di toilet? Mungkin sempat ada kesurupan masal di toilet?

“Jef, lo lagi napain? Dari tadi pantengin HP mulu…” tanya Daniel penasaran yang melihat saya dari tadi hanya pegang HP dan scrolling.

“Gua cuman mencoba searching di Internet, siapa tahu ada yang posting di Internet mengenai toilet tua sekolah kita.”

“Ha! Masih pintaran teman kita ini,” ucap Doris sambil tertawa.

“Trus, ada hasilnya?” tanya saudara kembaran lakinya.

“Kagak… Gak ketemu cerita asal usulnya. Cuman banyak cerita penampakan dan sebagainya di situ doang.”

“Ah percuma, lo cek-cek HP tapi kagak ada hasilnya…” komentar Daniel.

Cowok yang satu ini memang sekali-kali harus aku tampar-tampar wajah menyebalkannya agar dia sadar komentarnya itu tidak pernah positif. Tapi tidak sekarang, tidak saat ada si Doris.

Tak terasa angkot pun sampai di dekat kompleks rumah kami. Kami bertiga turun. Kakak senior tadi masih di dalam angkot.

Aku sebetulnya lumayan penasaran dengan toilet itu. Tapi ah sudalah, aku sebetulnya juga tidak ingin tahu apa yang ada di dalam situ….

(Bersambung…)