Mungkinkah orang tiba-tiba memiliki mata batin? Cerita kita kali ini mengisahkan seorang perempuan yang kembali ke kampung halamannya. Pada saat itulah dia mengalami penemuan yang menarik dan juga agak menyeramkan.

Saat itu tahun 2002. Sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan teman-teman SMA semenjak lulus. Sudah 9 tahun tepatnya. Ketika saya kembali ke kampung halaman, sahabat karib saya langsung thau bahkan sebelum saya tiba. Dia datang ke rumah saya dan mengundang saya ke acaranya. Rumah mereka sudah banyak berubah. Tidak mengherankan mengingat sudah 9 tahun kita tidak berkomunikasi. Pada saat saya tiba di rumahnya, ternyata banyak tamu yang datang ke rumah dia juga, jadi saya memutuskan duduk di salah satu sudut rumahnya.

Posisi saya memang agak terpojok, sambil melihat orang-orang, sampai tiba-tiba saya melihat seseorang. Wajahnya mirip sekali dengan saya…

Wanita itu menyadari ada seseorang yang menatapnya jadi dia menatap balik. Saya agak terkejut, dan dengan malu-malu menoleh ke arah lain. Tetapi saya tetap merasakan dia terus menatap saya. Saya mencoba mangabaikannya.

Akhirnya teman saya setelah meladeni tamu-tamu di rumahnya, dia mencari saya dan mengajak saya bertemu kembali dengan beberapa teman SMA kita yang sekelas. Saya akhirnya melupakan wanita itu. Ketika sedang asyik bercerita, tiba-tiba saya teringat wanita tadi, jadi saya tanya sahabat karib saya. Dia meminta saya mencoba deskripsinya. Saya mencoba menjelaskannya. Dan tiba-tiba dia menatap saya sambil membelalak. Dia meminta saya deskripsi ulang.

Tentu saja saya bingung. Di saat itu, tiba-tiba seorang bocah berumur 6-7 tahun berlari dan mengintip kami dari balik pohon di dekat jendela. Saya pun tersenyum kepadanya. Kali ini teman-teman saya semuanya agak syok dan menjauh dari saya, atau seperti itulah yang saya rasakan. Melihat mereka menjauh saya hanya melihat mereka. Sahabat saya yang mendekat dan bertanya, “Kamu bisa melihat mereka?”

Pertanyaan aneh pikirku. Dalam hati saya berpikir, mengapa tidak bisa melihat mereka, toh mata saya baik-baik saja. Mereka kembali mendekati saya, walaupun merasa takut. Seperti anak kecil yang ketahuan telah berbuat salah saja pikirku geli. “Jadi memangnya kenapa?” tanya saya waktu itu.

Penjelasan sahabah karib itu akhirnya baru menyadarkan saya betapa seramnya. Seluruh anggota keluarga di rumah sahabat karib saya ini sudah lama merasakan kehadiran hantu wanita. Mereka tidak pernah melihat secara langsung, tetapi sering merasakan kehadirannya, dan terkadang melihat sekelebat bayangannya. Terkadang ketika mereka menonton TV, mereka merasakan ada sesuatu yang terus menerus menatap mereka. Dia tidak pernah mengganggu, dia hanya berdiri dan menatap… (atau itulah yang dirasakan seluruh anggota keluarga.)

Sedangkan anak kecil ini pernah dilihat abang sahabat saya. Tidak hanya sekali dua kali. Tapi kejadian yang paling mengerikan adalah suatu malam, ketika pulang ke rumah larut malam. Ketika memasuki kamarnya, abangnya melihat bocah itu melayang dan menatapnya dengan mata berdarah-darah dari jendela.

Saya paham mereka takut karena saya melihat itu semuanya. Tetapi ini aneh sekali. Ini pertama kalinya saya melihat mereka secara nyata. Maksud saya, wujud mereka tidak seperti bayangan atau asap. Mereka sebenarnya bahkan melihat saya dan bersikap bahwa mereka benar-benar ada di situ. Ini pertama kalinya saya melihat hantu yang betul-betul nyata, dalam artian sangat jelas.

– N


Cerita yang dibawakan N ini cukup menarik. Orang yang memiliki kemampuan mata batin mampu melihat sesuatu yang orang biasa tidak bisa lihat. Namun kasus N di sini unik karena dia tiba-tiba bisa melihat hantu itu, padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah. Dan lebih herannya lagi, salah satunya berwujud sangat mirip dengannya. Mengapa bisa begitu?

Dalam satu hal, kemampuan mata batin hanya bisa didapatkan jika sudah melatih diri (meditasi, semedi atau berpuasa, bergantung ajaran dan kepercayaan masing-masing). Tetapi tidak sedikit kasus mata batin terbuka sendiri bisa karena dibukakan oleh jin/khodam atau karmanya sudah berbuah menurut kepercayaan tradisi Buddhis. Bagaimana pendapat kalian?