Assalamualaikum, kenalkan nama saya Surya. Saya adalah warga Surabaya. Sungguh malang, saat kecil masa balita saya cukup menyedihkan. Saat kecil, ayah selalu berlaku kasar kepada ibu dan kepadaku. Ia juga telah menduakan ibu dengan lebih dari 10 wanita di luar sana.

Sejak kecil rupanya saya telah diberi kepekaan oleh Allah. Saya selalu menangis apabila diajak melewati tempat “kotor” seperti kuburan, bengkel tua, kamar mandi dsb. Yang masih terekam jelas oleh saya adalah saat ayahku datang ada sesosok ghaib beraura jelek di belakangnya dan aku pun kerap melihat sosok pocong dengan wajah hancur bermata darah serta hantu “dalbo” seperti wewe gombel bentuknya tapi lebih besar.

Tahun pun berlalu, namun masa kecilku tak terlupakan. Setiap malam, tangis ketakutanku kerap sekali membangunkan tetangga. Badanku pun kurus, dengan kepala membesar.

Ahh, ingin kulupakan semua hal itu. Pada usia 4 tahun aku pindah ke Kelurahan Cel*p, Sidoarjo. Syukur kepada Allah, kesehatanku membaik, badanku pun lucu gemuk (hehe), aku tak lagi diganggu oleh makhluk seperti itu.

Sekitar 5 tahun berlalu, aku dan keluarga ku memutuskan pindah ke Kota Malang dikarenakan khawatir dengan kondisi kesehatan akibat polusi udara lumpur Lapindo.

Awal Keberanian

Pada kelas 3 SD di rumah baruku. Tampaknya tidak ada yang aneh. Hanya sedikit tersiar ada seseorang mengatakan ada sesosok ghaib besar terkadang terlihat di atas rumah dan halamanku. Awalnya aku tak menggubris, malah bersyukur ibuku mendapat rumah megah ini dengan harga murah di kawasan strategis tenang, dekat kampus dan daerah perindustrian. Namun, saat kusadari ada sesuatu yang selalu memandangiku saat pertama masuk.

Seorang Tua Gelap

Rumahku terdiri dari 2 lantai, ada 2 halaman besar berukuran 60 m2 di belakang dan depan rumah. Pernah suatu malam aku tertidur di kamar depan. Tiba-tiba entah mengapa, aku terbangun melihat lampu tidurku semakin meredup. Humh, humh… Astagfirullah ternyata ada sesosok merah berwajah rusak parah dan bercucuran darah di tubuh membawa pedang di luar jendela kamar. Segera, aku pun berdoa dan berusaha untuk tidur kembali.

Awalnya, aku jua merasa tidak betah di rumah ini. Tapi, kucoba untuk tenang dan mulai belajar mengaji dengan seorang ustadz pondok secara privat. Aku pun dibekali dengan bacaan al-Quran yang mulia, berbagai ilmu serta membaca buku tentang jin. Syukur, sekarang aku bisa sedikit meruat rumahku. Sebenarnya tak perlu takut dengan hal ghaib. Mari perkuatlah diri dan sekitar dengan amal. Dikarenakan kita manusia, makhluk paling mulia tak perlu takut dengan jin, setan dll.

Maaf banyak sekali hal yang tidak bisa saya ceritakan. Mulai dari teman saya yang takut melihat sesosok hitam, nenek tua lantai 2, penampakan kuntilanak dll.

Sekian, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, wassalamualaikum

Penulis : Mas Sam