Sebenarnya saya kurang mempercayai hal-hal mistis yang orang atau kawan saya ceritakan kalau bukan pengalaman pribadi dari orang atau kawan saya tersebut.

Dan saya pribadi pun memiliki pengalaman mistis melalui mimpi yang kemudian menjadi nyata atau terkonfirmasi oleh orang orang yang mengalami hal tersebut, sedangkan di dalam mimpi saya turut andil atau mengalami langsung.

Pengalaman saya dapat merasakan dan mengalami hal-hal tersebut berawal ketika berusia 9 tahun, saat itu saya terbangun di tengah malam masih dalam keadaan terbaring dan ternyata yang membuat saya terbangun adalah telah berdiri seorang kakek tepat di kepala saya karena kakinya saya jadikan bantalan kepala dan sang kakek menundukkan kepala memandang tajam kepada saya, tercekat dan menjadi kaku tubuh ini melihat seorang kakek berpakain dan bersurban serba putih memandang tajam, dan suara kakek itu terdengar berteriak kencang seolah suara tersebut berasal dari dalam telinga “mimpi mu” kata kakek tersebut, hari berubah pagi saya terbangun kembali dan mengingat ingat kejadian semalam yang setelah itu saya entah pingsan atau tertidur karena teramat takut.

Hantu di rumah Tante

Saat itu usia saya sudah 12 tahun, kami sekeluarga sedang bersilaturahmi ke rumah tante dalam suasana seminggu setelah lebaran, kami tiba sudah malam dan setelah keluarga berbasa basi sebentar mereka langsung mempersiapkan kasur busa di lantai, dan kamipun segera tidur.

Hampir tengah malam saya terbangun dan pandangan saya langsung kepada jendela tanpa kaca hanya berteralis pipa besi yang di tutup kerai, yang saya perhatikan kerai tersebut bergoyang seolah ada tangan yang menggapai gapai ke dalam rumah, saya saat itu tidak merasakan hal aneh karena pikiran saat itu mungkin om pulang dari kerja dan berusaha membangunkan orang rumah.

Saya terus memperhatikan jendela tersebut dan benar tampaklah sosok wajah seorang pria setelah kerai melorot ke lantai tanpa membangunkan orang rumah dan hanya saya sendiri yang menyaksikan.

Saya perhatikan wajah pria tersebut ternyata bukan om, lambat tapi pasti wajah pria tersebut seolah disinari berwarna merah, raut wajahnya berubah dari bibirnya menyembul gigi gigi runcing, dan kedua tangannya memegang jendela, kuku kuku panjang mulai tumbuh memanjang, matanya melotot bengis ke arah saya, namun kosong. Tanpa di sadari ternyata posisi kami sudah berdekatan hanya berjarak 2 meter saya berdiri di hadapannya dan hanya kaku memandangi pria tersebut.

Hari telah pagi ketika saya terbangun tepat di bawah jendela dan suara tante berteriak kesal dari balik jendela sisi luar, suara tantelah yang membangunkan saya, segera bangkit dan keluar rumah menghampiri tante yang tampak kesal sedang membersihkan dinding dari kotoran tanah merah, “dasar orang usil” omelnya.

Saya melihat pada dinding dari bawah jendela hingga atasnya sampai ke atap kotoran tanah merah berupa jejak tangan dan kaki, seolah jejak seseorang merayap di dinding. Saya tidak pernah cerita dengan siapapun kejadian saat itu. Perhatian saya kali ini menyasar ke sekitar rumah tante yang ternyata di kelilingi oleh pemakaman.

Penulis: Syaiful Adam