Kalau berbicara soal Hello Kitty, biasanya orang teringatnya dengan boneka imut-imut yang menggemaskan. Walaupun berita terakhir beredar informasi ternyata Hello Kitty adalah manusia, membuat sebagian fans kecewa, tetapi tetap saja tidak ada yang merasa Hello Kitty itu menyeramkan. Tetapi tidak demikian untuk orang Hongkong yang tinggal di Granville Road 31. Gedung Granville Road terkenal sebagai tempat surga berbelanja. Tetapi khusus gedung nomor 31, pada malam harinya terkenal cukup angker…

Tahun 1999, seorang gadis berusia 14 tahun mendatangi kantor polisi. Gadis bernama samaran A-Fong, mengaku dirinya mengalami mimpi buruk terus menerus. Dia mengaku hantu perempuan terus menghantuinya sehingga dia memutuskan melapor ke polisi.

Polisi yang kebingungan dengan laporan gadis kecil ini awalnya mengira dia sedang bercanda. Tetapi akhirnya mereka memutuskan mengecek saja. Beberapa petugas kepolisian pun mengunjungi gedung Granville Road nomor 31. Temuan di sana betul-betul mengejutkan. Mereka menemukan usus di dalam lemari es. Ada gigi di beberapa tempat. Dan yang paling mengerikan, mereka menemukan tengkorak manusia di dalam kepala boneka Hello Kitty berbentuk duyung.

Hello Kitty yang didalamnya dimasukkan kepala manusia...

Hello Kitty yang didalamnya dimasukkan kepala manusia…

Kasus itu menjadi salah satu kasus pembunuhan terheboh dan mengerikan dalam sejarah Hongkong. Wanita yang meninggal itu adalah Fan Man-yee, seorang pekerja club malam. Dia disiksa dan dibunuh oleh tiga anggota gangster yang menyekapnya. A-Fong mengaku dirinya adalah salah satu pacar dari pemimpin gangster tersebut dan bersedia menjadi saksi selama mendapat perlindungan.

Pada saat sidang tersebut, akhirnya terungkap betapa mengerikan siksaan yang mereka lakukan terhadap Ah-Map, panggilan Fan Man-yee. Ah-Map ditahan gangster karena harus membayar uang, tetapi akhirnya gangster-gangster itu memutuskan menyekapnya.

Sekedar informasi, para gangster ini terbiasa selalu menggunakan Metamphetamine, narkoba yang membuat sang pemakai menjadi lebih berani. Tidak seperti heroin, ekstasi, ataupun kokain. Intinya ketika seseorang menggunakan obat ini, dia merasa dirinya adalah raja, sang tokoh utama di dunia ini.

Ketiga gangster ini biasanya kalau sudah bosan (dan tentunya di bawah pengaruh obat-obatan), mulai mencari barang untuk menyiksa tahanan mereka. Mulai dari membakar sedotan dan membiarkan lelehan sedotan menyengat telapak kakinya, menghantam kepala korban dengan tongkat besi, menggosok sambal pedas ke luka, memaksa dia meminum minyak, atau, maaf, mengencingi wajahnya (ataupun memaksa meminumnya).

Akhirnya wanita malang tersebut meninggal dunia. Ketika menyadari sudah meninggal, ketiga gangster tersebut tidak merasa ketakutan, mereka bahkan dengan santainya membiarkan jasadnya tergeletak di toilet selama beberapa hari, sambil memikirkan ide untuk menghilangkan jejak.

Dan mereka menemukannya.

Mereka memutuskan memotong jasadnya dengan gergaji kayu, kemudian mengeluarkan ususnya. Supaya tidak mengeluarkan bau menyengat, mereka memutuskan memasak anggota tubuh korban. Setelah itu karena lapar mereka memutuskan memasak mie dengan menggunakan alat dapur yang sama.

Tiga gangster itu akhirnya ditangkap dan didakwa pembunuhan tidak sengaja, dijatuhkan hukuman seumur hidup tanpa ada kemungkinan remisi selama 20 tahun. Sementara Ah-Fong, karena bersedia menjadi saksi, dibebaskan dari segala tuntutan walaupun ikut dalam penyiksaan ini.

Semenjak beberapa bulan setelah kasus pembunuhan tersebut, CCTV di gedung itu pada malam harinya sering menangkap bayangan wanita yang berkeliaran di toko-toko ketika toko-toko sudah tutup.


Penyiksaan dan pembunuhan yang sangat sadis ini membuat siapapun yang membaca pasti meringis. Tidak mengherankan jika mereka dihantui. Kisah pembunuhan ini juga menjadi peringatan untuk para pembunuh, bahwa mereka mungkin bisa lolos dari penjara, tapi apakah mereka bisa lolos dari yang lain?