Hari ini CeritaMistis akan memperkenalkan satu tempat wisata yang cukup menarik untuk kalian ketahui. Dan siapa tahu di antara pembaca ada yang cukup beruntung untuk bisa berkunjung ke situ. Kami memperkenalkan: Katakombe Odessa.

Katakombe Odessa ini adalah jalur bawah tanah, yang penuh dengan belokan dan jalan bercabang. Area ini sedemikian luasnya, sehingga diperkirakan panjang gua ini kurang lebih 2.500 KM. Kalau kalian tidak memiliki gambaran sepanjang apa 2.500KM, maka pulau Jawa bisa jadi patokan yang cocok. Panjang pulau Jawa adalah 1.000 KM. Jadi jika ingin menelusuri seluruh jalur Katakombe Odessa, itu bagaikan kamu jalan kaki bolak balik Jawa (lalu lanjut jalan separuh Jawa lagi).

Jalur ini konon ada 3 tingkat. Tidak ada tangga jadi naik tingkat kemungkinan adalah memanjat tembok atau bebatuan. Turun tingkat berarti masuk ke lubang yang ada di bawah.

Sebagian area bawah tanah sebetulnya sudah terbentuk semenjak tahun 1600, lalu di tahun 1800 menjadi lebih besar lagi menjadi labirin. Pada zaman Perang Dunia II, di sini digunakan oleh para pejuang sebagai tempat sembunyi dan gerilya. Setelah perang usai, tempat ini digunakan oleh penyelundup untuk memasok barang. Di estimasi, ada sekitar 1000 pintu keluar masuk katakombe. Sebagian berada di area pribadi masyarakat, sebagian lagi di tempat antah berantah. Satu-satunya area katakombe yang boleh dikunjungi turis secara resmi ada di Museum of Partisan Glory. Dan itupun hanya diperbolehkan berjalan sejauh 1KM saja.

Namun tidak sedikit ada penantang yang mengikuti tur ilegal untuk melihat-lihat. Biasanya banyak penjelajah lokal yang menawarkan jasa tur secara ilegal untuk melihat-lihat.

terowongan-odessa-1

terowongan-odessa-4

terowongan-odessa-5

Pada tahun 1960an, sekelompok penjelajah pemberani mencoba menjajaki tempat itu dan membuat peta kasar. Kurang lebih, tampilan petanya seperti ini:

peta-terowongan-odessa

Mungkinkah bisa menemukan jalan keluar?

Di tahun 1995, ekspedisi lain kembali mencoba menelusuri. Namun bahkan kelompok itu juga tidak mampu menelusuri seluruh area. Jadi tidak ada seorang pun yang pernah mengunjungi keseluruhan jalur. Daerah yang sangat luas, penuh rintangan, ancaman gua ambruk membuat tempat itu sangat berbahaya. Jadi adalah tidak mengherankan jika ketika eksplorasi, kamu bisa menemukan mayat atau tulang.

sisa-tulang-odessa

Meninggal di dalam Katakombe Odessa mungkin merupakan salah satu cara mati yang sangat mengenaskan. Dan inilah yang terjadi pada gadis malang bernama Masha.

Masha di tahun 2005 bersama teman-temannya merayakan tahun baru. Entah siapa yang mengajukan ide, semua sepakat untuk masuk ke katakombe Odessa ini untuk eksplorasi. Saat itu semuanya masih dalam keadaan pengaruh alkohol di pesta sebelumnya. Termasuk Masha. Setelah senter semuanya lengkap, maka petualangan pun di mulai.

Mereka dengan santai berjalan melewati tembok-tembok yang dicorat-coret simbol dan grafiti. Tempat di sana sangat sunyi. Hanya suara langkah kaki menemani mereka. Setelah sekian waktu, mereka pun semuanya keluar. Sebab terlalu berbahaya berjalan masuk dan sembarang berputar. Apalagi adalah kalau ada batu di langit-langit yang jatuh dan memakan korban. Mereka pun pulang dan mungkin membayangkan cerita seperti apa yang akan disampaikan ke keluarga atau teman lain mengenai pengalaman menarik yang baru saja mereka lakukan. Tetapi mereka melupakan satu orang. Masha masih di dalam.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang dialami oleh Masha di dalam. Tetapi kita mungkin bisa mengira-ngiranya.

Masha sadar hanya tinggal dia sendirian di dalam. Panik, dia berlari sambil memegang erat senternya berlari balik ke arah yang menurutnya pintu masuk. Dia meneriaki nama-nama temannya. Hanya suara gaung yang menyahutnya kembali. Tidak ada suara lain lagi.

Pengaruh alkohol saat ini sudah mulai hilang. Diganti dengan adrenalin yang mengalir membuat degup jantungnya berdebar kencang.

Dia mencoba mengingat-ingat jalan yang dia lalui barusan. Dia merasa dia datang dari belokan mana, maka dia ambil belokan situ. Dia berjalan dua jam, tiga jam. Kakinya mulai pegal. Napasnya terengah-engah. Tidak ada tanda-tanda pintu keluar.

Dia merasakan kerongkongannya kering. Dia tidak membawa minuman. Dia tidak membawa makanan. Seharusnya tur ke terowongan ini hanya sebentar saja. Dia berjalan terus menerus. Mungkin teman-teman yang akan menyadari dia tertinggal, dan sebentar lagi bantuan akan datang. Mungkin seperti itu pikirnya.

Setelah 12 jam terperangkap, lampu senternya sudah mulai meredup. Dia memukul-mukul lampu senter yang mulai lemah itu agar tetap kuat menyinari arahnya. Kurang lebih 20 jam semenjak dia di dalam terowongan itu, senternya mati. Mati total. Dalam sekejap seluruh gua itu gelap gulita. Hitam. Pekat.

Masha tidak bisa melihat apapun walaupun dia mencoba menyesuaikan pandangannya. Dia memejamkan mata lalu membuka. Apa yang dilihatnya hanya hitam total. Karena bagaimanapun juga, tidak ada cahaya sama sekali yang masuk ke terowongan ini. Dia panik. Dia sudah terlalu lemah.

Beberapa hari di dalam terowongan, Masha hanya tergeletak di dalam kegelapan. Dia mengalami dehidrasi hebat. Perutnya kosong. Tidak ada tanda-tanda ada orang yang akan datang. Kalaupun ada, apakah mereka bisa menemuinya di dalam labirin ini? Bayangan masa kecilnya, wajah orang tuanya, temannya mulai melintasi benaknya….

 

Mungkin seperti itulah akhir Masha. Pada tahun 2005, sekelompok penjelajah terowongan menemukan jenazah perempuan muda. Mereka tidak bisa membawanya keluar, karena posisi jenazah ini 5KM dari pintu masuk terdekat. Tanpa logistik dan persiapan yang sesuai, adalah mustahil mengeluarkannya. Bahkan polisi pun tidak berani masuk, jika tidak dibantu pemandu di situ. Baru pada tahun 2007, jenazah itu berhasil dikeluarkan dan dimakamkan dengan layak.

Ada foto yang lebih jelas, tetapi silahkan cari sendiri di Internet

Ada foto yang lebih jelas, tetapi silahkan cari sendiri di Internet