Entah bagaimana itu bisa terjadi. Saya hanya tahu bagaimana ini semua bermula. Awalnya saya pikir saya berimajinasi yang tidak-tidak. Tetapi kemudian mendadak semuanya menjadi lebih parah. Saya sangat yakin saya diganggu. Dan ini membuat saya betul-betul tertekan. Ah, biarlah saya ceritakan saja

Teman saya, cewek, mengidap skizofrenia. Mungkin kalian pernah mendengarnya. Yang pasti skizofrenia bukan punya banyak kepribadian. Kalau banyak kepribadian itu disebut Dissociative Identity Disorder. Skizofrenia lebih berkaitan dengan halusinasi suara atau visual. Tergantung tingkat keparahannya, penyakit mental ini bisa ditangani. Setidaknya itulah yang dia cerita ke saya.

Gara-gara proses pengobatannyalah, kejadian menimpa saya. Dokter dia mencoba menghentikan penggunaan obat-obatan untuk mengecek bagaimana dia bereaksi. Tiga hari setelah berhenti mengonsumsi obat, kebetulan dia datang ke rumah saya. Kami sama-sama nonton TV di kamar saya saat itu.

Sebetulnya saya sudah agak terbiasa dengan masalah dia. Dia sering melihat sekeliling di tengah percakapan, atau dia mungkin tiba-tiba tidak menghiraukan kamu berbicara karena dia melihat halusinasinya.

Ok, lanjut lagi, di kamar saya, dia mulai menatap tajam salah satu sudut kamar. Waktu ditanyain dia melihat apa, dia hanya menjawab tidak apa-apa. Saya pun memutuskan tidak bertanya lebih lanjut. Tetapi tiba-tiba saja dia menangis. Saat ditanya kenapa, dia baru menjawab, “Ada cewek di sudut kamarmu yang menangis darah.”

Saya pun bilang, itu hanya halusinasimu. Diabaikan saja. Ketika saya bilang begitu, pandangan dia dengan ketakutan sangat. Saya agak terhenyak. Dia bilang, “Kamu seharusnya jangan omong begitu. Kata-katamu barusan bikin cewek itu sangat marah.”

Apakah teman skizofrenia saya melihat sesuatu

Saya hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum meyakinkan dia. Cewek itu tidak ada. Dan dia tidak akan bisa melukai saya. Teman saya langsung mengalihkan pandangan dari saya, kembali ke arah sudut, dan mulai menangis.

Malam itu saya hanya berbaring di kasur, bosan, tidak bisa tidur, gara-gara kejadian tadi siang. Saya mencoba memutar musik, tapi tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong di ruang tamu. Karena gak ada kerjaan juga penasaran saya keluar melihat dia sedang ngapain.

Kucing saya hanya berdiri menatap sudut ruang tamu. Semua bulunya berdiri, dan dia mendesis kecil. Saya agak merinding dan mencoba mengelusnya. Tetapi dia tidak bereaksi dengan elusan saya. Dia tetap menatap sudut ruangan.

Waktu saya beranjak kembali ke kamar, tiba-tiba dia mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Mungkin mirip suara saat ekornya terinjak. Entahlah. Saya langsung membalikkan melihat apa yang terjadi…

Kosong. Dia menghilang. Saya duga dia lari ke arah dapur. Tetapi harusnya ada suara dia melangkah. Ini, gak ada suaranya. Saya mencoba mengecek sekeliling, di bawah perabotan, di bawah sofa, bawah lemari. Tidak kelihatan. Saya lanjut melihat di dapur. Juga tidak ada.

Saat saya meninggalkan dapur, terdengar suara pisau dicabut dari sarungnya. Saya berbalik. Tetapi posisi pisau masih sama seperti awalnya. Mungkin saya mengalami delusi gara-gara kurang tidur. Jadi saya lanjut ke kamar. Tapi kali ini ada suara ketokan di ruang tamu. Saya waktu itu sedang di tengah-tengah ruang tamu. Saya bisa melihat dibalik gorden yang sedikit tersingkap, ada sebuah tangan pucat mengetuk jendela. Langsung saja saya berlari terbirit-birit ke kamar, menutup pintur, dan mengunci rapat-rapat.

Saya langsung naik ke ranjang, menyelimuti diri saya. Jantung masih berdegup kencang. Suara napas berat.

 

Lalu mulai muncul suara dentuman kecil. Kedengarannya sangat jauh. Tetapi semakin lama semakin keras dan dekat. Punggung saya menempel dinding. Dinding ini adalah bagian luar rumah juga. Dan suara getaran dentuman itu bisa saya rasakan di punggung.

Hening.

Di samping ranjang saya ada sebuah jendela besar ditutupi tirai tebal. Saya mengumpulkan keberanian saya untuk melihat keluar. Tetapi di luar hanyalah kegelapan. Tetapi suara dentumannya mulai muncul lagi, kali ini lebih keras.

Saya kembali melihat ke dalam, untuk memastikan saya betul-betul sendirian di dalam kamar. Lalu kembali mengalihkan pandangan ke jendela, dan melihat seorang cewek wajah pucat menatap saya. Matanya terlihat hitam, kosong, dengan darah mengucur dari situ.

Berikutnya saya mulai bangun dari tidur saya, dan melihat kucing saya sedang tidur di samping saya.

Semenjak malam itulah, saya terus melihatnya. Terus dan terus. Dia mengganggu saya terus. Setiap malam.

Saya rasa dia nyata. Soalnya dia sudah membunuh temanku. Teman saya yang mengidap skizofrenia itu. Dia ditemukan meninggal dengan darah keluar dari matanya. Saya rasa dia akan melakukan hal yang sama terhadap saya. Di saat saya menulis ini, suara dentuman masih terdengar. Bayangan dia masih terlihat di luar jendela.