“Sudah waktunya. Di mana Jean?”

BRUK “Hei! Kembalikan bukunya.. !”

Seseorang mendorongku lalu merebut buku sejarahku.

“Itu milikku!”

“Dan sekarang menjadi milik kami..” Jean muncul dengan kedua temannya. Salah satunya memegang buku sejarahku.

“Jean.. ?”

“Kau pikir aku akan membagi ilmu yang aku punya begitu saja?” ucapnya sombong.

“Tapi aku pikir kau..”

“Apa? Temanmu? Tentu saja bukan…”

Sambil membuang wajahnya dengan sombong dia melanjutkan, “Ucapkan selamat tinggal pada buku ini… Ellena Duchanel..”

Aku tidak percaya. Aku menangis dan tak bisa berkata lagi. Jean merobek buku sejarahku lalu pergi begitu saja.

“Semoga harimu indah, Psychopath girl..”

Sial! Aku membuka pintu dengan kasar, Liana dan Flare kaget aku melempar buku diari Zeera ke atas meja belajarku lalu menjatuhkan tubuhku ke atas tempat tidurku.

“Buku apa ini ?” tanya Flare

“Buku diari milik temanku.”

“Boleh aku lihat? Hanya sampulnya, aku berjanji tidak akan melih isinya.”

“Terserah..,” jawabku asal.

Aku sedang kesal. Ini hari terburukku.

“Ellena kau tidak jadi belajar dengan Jean ?” Liana menimpali. “Aku tau dia mengerjaimu ya.. Sudah kubilangkan kemarin dia itu bukan teman yang baik.”

“Diam dasar cerewet! Kemarin kau tidak bilang apa-apa soal Jean. Kau juga bukan teman yang baik,” jawabku agak keras dan kasar.

“Apa maksudmu?” Kurasa itu membuat Liana tersinggung.

“Kau! Selalu sibuk dengan teman rahasiamu yang tidak jelas itu.”

“Apa itu membuatmu tidak nyaman?” Liana mulai marah.

“Ya!”

“Kalau begitu aku pergi!” Liana melotot ke arahku.

Heh siapa takut. “Silahkan saja!”

Dia turun dari tempat tidurnya dan akan pergi.

“Sudah! Cukup teman-teman. Liana tinggallah dulu. Ada yang harus kukatakan.” Flare menghentikan pertengkaran kami. “Kemarilah.”

Kami berkumpul di ranjang Flare.

“Saat memegang buku ini aku melihat adanya kebakaran. Ellena buku ini milik siapa?” tanya Flare mengintrogasi. “Zeera”

“Dugaanku benar.”

“Flare, kamu mau mengatakan apa tadi,” tanya Liana

“Begini. Aku bisa melihat masa lalu dan masa depan.. Aku juga bisa melihat makhluk halus dan berbicara langsung dengan mereka”

“APA!” Aku dan Liana berteriak bersamaan.

“Ya begituah. Intinya aku bisa melihat makhluk halus. Sama dengan kalian,” Flare menatap aku dan Liana bergantian.

Aku tidak percaya ini.

“Aku ingin mengatakan ini dari awal. Tapi aku tidak yakin. Liana teman rahasiamu itu adalah arwah. Saat kau pindah ke sini aku bisa melihatnya, di belakangmu. Hati-hati dia sepertinya berbahaya.”

Liana mendekat. Sepertinya dia masih belum menerima keadaan ini.

“Dan kau Ellena. Ada arwah jahat yang selalu berada di dekatmu. Saat ini sisi gelapnya lebih sedikit dibandingkan kita. Sebagai indigo kita juga punya sisi gelap. Satu lagi Zeera.”

“Ada apa dengan Zeera.”

“Zeera adalah korban kebakaran sekolah ini. Bertahun-tahun yang lalu..” Aku agak kaget. Jadi memang benar Zeera sudah mati.

“Di dalam buku ini ada banyak kebenaran yang tersimpan. Sebaiknya kau memulangkan ke tempat di mana kau temukan.”

***

Tok tok Aku mengetuk pintu kamar Zeera. Setelah dipikir-pikir lebih baik aku tanyakan saja, sekalian memulangkan bukunya. “Ini aku Ellena Duchanel”

Kreeek

Pintunya terbuka sendiri. Aku melangkah ke dalam. Kamar Zeera berbeda sekali. Seperti habis terbakar.

“Ellena, akhirnya kau tau.” Zeera tiba-tiba muncul.

“Ini. Kemarin tertinggal di kelas.” Zeera mengambil buku itu lalu tersenyum.

“Dahulu, aku, Alexa, dan Roselyne tinggal di kamar ini… Tidak ada yang mau berteman denganku kecuali Roselyne dan Alexa. Terkadang Alexa juga menyebalkan..”

“Jadi kau memang sudah mati”

“Ya.. Sherina Tate mengurungku di kamar. Tidak ada yang tau hal itu. Lorong ini juga sangat sepi dan kamar ini terletak sangat ujung.”

Aku turut sedih atas apa yang dialami Zeera dulu.

“Bersamaan dengan itu, Roselyne sedang ada kelas tambahan sedangkan Alexa aku tidak tau dia di mana…”

“…Lalu alarm kebakaran berbunyi semua siswa berhamburan keluar, menyelamatkan diri mereka. Sementara aku, tidak ada yang menolongku. Aku hanya bisa menangis, aku menulis catatan terakhirku di buku ini. Karena kalaupun aku mati, buku ini masih bisa bertahan.”

“Kau dendam pada Sherina ?” tanyaku setelah Zeera selesai bercerita

“Tidak.”

“Lalu mengapa Sherina ingin membalas dendam padaku. Pada kita semua?” tanyaku lagi

“Karena nenekmu membunuhnya.”

Aku kaget, tak bisa berkata apa-apa.

“Nenekmu menemukan buku ini, saat dia tau Sherina mengurungku. Dia kesal dan membunuh Sherina. Padahal aku sama sekali tidak mengharapkan itu.”

“Jadi begitu.. Nenekku memang orang jahat.”

“Tidak. Tapi orang-orang menganggapnya begitu. Bahkan Alexa tidak mau berteman dengannya lagi.”

Aku terdiam sejenak.

“Sekarang.. Apa yang harus aku lakukan ?”

“Mematahkan kutukannya..”

 

Bersambung…


Yang mau berbagi tips atau saran silahkan dengan Caca, silahkan komentar. Info penulis lebih lanjut, kunjungi Instagram beserta Gmail di bawah ini.

Instagram : @kalisya.p
Gmail : Kalisya26prsyt[at]gmail.com

 


Yang mau berbagi tips atau saran silahkan dengan Caca, silahkan komentar. Info penulis lebih lanjut, kunjungi Instagram beserta Gmail di bawah ini. Instagram : @kalisya.p Gmail : Kalisya26prsyt[at]gmail.com