Kisah ini bermula saat gua dapat jadwal piket pada hari Minggu. Mau tidak mau pulangnya 10 malam. Karena sudah malam, dan merasa tidak aman naik angkot, gua memutuskan naik taksi saja. Kami lewat jalur Pondok Indah. Nah, di tengah jalan tiba-tiba taksinya mogok. Saat itu hampir jam 11 malam. Supir turun dan mulai cek mesin mobil. Sedangkan gua celingak celinguk sekitar. Tidak jauh dari posisi mobil, gua menyadari ada sebuah rumah mewah. Walau sekarang tengah malam, tapi rumah situ masih ramai. Semua lampu nyala.

Tidak lama ada seorang bapak keluar dari rumah itu dan menghampiri sopir taksi. Ia menawarkan jasa untuk meminjamkan peralatan buat membetulkan mobil. Sang bapak itu bahkan memberikan busi juga kepada supir. Memang masalah mobilnya ada di busi. Sang tuan rumah bahkan berbaik hati menawarkan diri bantu memasangkan busi itu. Dia mempersilahkan kami tunggu di dalam rumah saja.

Gua dan supir didatangi pembantu dan diberi air. Sampai sini gua tidak merasa ada yang aneh. Sepertinya mereka sedang mengadakan pesta. Ada suara obrolan, ada suara yang bermain piano.(kami hanya berdiri di luar rumah, tidak masuk. Mungkin cerita akan berbeda kalau kami masuk) Bahkan terdengar ada yang main basket di belakang rumah.

Akhirnya beberapa saat kemudian mobil taksi pun bisa distarter. Kami mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalanan. Pas sampai di depan lampu merah depan Mal Pondok Indah tiba-tiba mobil taksi kembali mogok. Ketika pak supir kebingungan mengapa mobilnya mati lagi, ada pak polisi yang menghampiri kami.

“Aneh baru ganti busi, mati lagi…” gumam pak supir.

Gua sendiri jujur juga gak paham soal otomotif. Bingung juga mau komentar apa.

Polisi tiba-tiba celetuk, “Bapak tadi dari area Metro Pondok Indah ya? Apa sempat berhenti di depan rumah mewah kosong itu?”

Awalnya kami bingung ditanya begitu. Lalu kami pun jawab saja, memang sempat berhenti di rumah mewah. Tapi rumahnya gak kosong.

Si polisi langsung memperingati agar hati-hati jika lewat situ. Kemungkinan besar orang yang menghampiri kami tadi bukan manusia.

Kami syok mendengarnya. Bukan manusia bagaimana?

Konon, rumah itu dulunya ditinggali keluarga berada. Suatu hari mereka beserta pembantunya dibantai oleh sekawanan perampok. Semuanya tewas mengenaskan. Ada yang bilang motifnya persaingan bisnis. Perampokan itu hanyalah kedok. Setelah kejadian memilukan itu, peristiwa mistis dan aneh mulai terjadi di rumah itu. Semenjak rumah itu dijual, tidak ada penghuni yang tinggal lama, mereka pasti pindah keluar dalam hitungan bulan…

Lama kelamaan rumah itu ditumbuhi alang alang, dindingnya kusam, pokoknya nggak terawat yang menegaskan keangkerannya.

Si supir mendengar cerita itu langsung mengecek mobilnya. Saat dibuka kap mobil dan dicek, busi (atau tempat yang seharusnya dipasang busi) ternyata adalah kayu yang mengeluarkan bau wangi. Melihat itu, gua langsung turun dan ganti taksi.

Sesampai rumah beberapa saat gua mulai muntah-muntah. Otak gua tiba-tiba mulai sadar apa penyebabnya. Perasaan takut mulai menjalari seluruh bagian tubuh gua. Tadi… Tadi selain memberikan busi, mereka juga memberikan minuman. Dan gua meminum air yang diberikan “mereka”

Setelah itu gua mulai tidak sadar apa yang terjadi berikutnya…

 

Keesokan siang setelah siuman gua mulai diceritain. Semalam muka gua pucat pasi, mengingau, dan mata melotot terus (gua tidak ingat gua melotot). Dan setelah meminta ustad untuk membaca doa, saya akhirnya memuntah air putih. Awalnya airnya berwarna putih, tapi lama kelamaan warnanya berubah menjadi merah pekat. Merah bagaikan darah!

Tapi alhamdulilah aku tidak apa-apa. Belangkangan gua dengar rumah itu akhirnya dirobohkan. Mungkin setelah itu tidak ada kisah mistis lagi di sana. Semoga…


Suka dengan cerita ini, bisa coba baca cerita penampakan hantu yang satu ini.